Nama Omar Dhani pun digadang-gadang sebagai pemimpin AU berikutnya.
“Omar Dhani adalah seorang penerbang dan memang sudah sejak lama sekali tersiar desas-desus dialah pengganti Suryadarma,” tulis Rosihan Anwar dalam Sukarno, Tentara, PKI: Segitiga Kekuasaan Sebelum Prahara Politik, 1961-1965.
Ketika ditunjuk sebagai KSAU, Omar Dhani melewati sejumlah perwira senior di angkatannya. Bung Karno memilihnya untuk meremajakan kepemimpinan di tubuh AURI.
Suryadarma memang telah memimpin matra itu selama enam belas tahun. Namun di balik itu, santer terdengar alasan digantinya Suryadarma karena kelalaiannya mempersiapkan AU dalam insiden di Laut Aru.
Pengangkatan Dhani sekaligus melahirkan tradisi, bahwa pimpinan AU harus dipimpin oleh seorang penerbang, bukan dari navigator atau korps pasukan elite.
Di bawah Dhani, kekuatan dirgantara Indonesia mencapai puncak kejayaannya. Ketika itu, AURI memiliki pesawat pemburu jenis MiG 15, 17, 19 sampai pesawat supersonic MiG 21.
Selain itu, AURI juga telah dilengkapi dengan pesawat pembom berat jenis TU-16 KS yang mampu melepaskan stand off bom (bom cerdik) dan pembom menengah IL-28.
Pesawat-pesawat tempur yang diperoleh dari Uni Soviet itu merupakan yang tercanggih pada masanya. Semuanya dipersiapkan untuk operasi pembebasan Irian Barat.
Dengan armada udara sekuat itu, AURI merupakan penguasa di langit Asia Tenggara. Dapat dibayangkan apabila Operasi Jayawijaya dilancarkan.
Puluhan pesawat pembom TU-16 meluluhlantakkan markas militer Belanda yang terpusat di Pulau Biak. Belanda dipastikan kalah dan angkat kaki dari Irian Barat dengan wajah malu.
Selain meningkatkan mutu tempur, dia juga menginginkan setiap prajurit AURI menjadi kleine Sukarnotjes atau Sukarno kecil.
Loyalitas Dhani dibuktikan dengan menjadikan ajaran-ajaran Seokarno sebagai kurikulum Sekolah Staf Komando AURI (Seskau).
“Angkatan Udara yang dipimpin oleh Laksamana Omar Dhani sangat loyal terhadap Soekarno. Mereka mendukung gerakan ‘ganyang Malaysia’ yang dilancarkan pemerintah Sukarno,” tulis Asvi Warman Adam dalam Menguak Misteri Sejarah.
Pun demikian dengan Bung Karno yang menyenangi perwira cakap.
Nama Omar Dhani memang tak tersebut dalam otobiografi Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat. Namun dalam berbagai pidatonya, Bung Karno memperlihatkan kebanggaannya terhadap Dhani.
Soekarno secara terbuka selalu menyebut Angkatan Udara sebagai anak lanang, putra lelakinya. Dengan demikian, tersirat atau bukan, memunculkan pengertian bahwa angkatan lain adalah anak perempuan.