BACA JUGA:Sisi Lain Pilwu Serentak 2023, Tidak Ada Niat Terpilih Jadi Kuwu, 4 Kali Nyalon Selalu Gagal
Dia pertama kali mulai mengembangkan desain jembatan tersebut pada tahun 1927 di Irak, saat bekerja sebagai insinyur departemen pekerjaan umum.
Setelah itu, ditahun 1932 lahir lah inovasi Jembatan Callender Hamilton yang kemudian dipatenkan di tahun 1935.
Sementara di Indonesia, jembatan jenis ini banyak dibangun sepanjang tahun 1970-an dan ditemukan di Pulau Jawa.
Sebanyak 37 jembatan baik di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur dibangun menggunakan teknik ini dan mulai direvitalisasi untuk mencegah keruntuhan.
BACA JUGA:Kekayaan Crazy Rich Cirebon - Majalengka yang Bikin Geleng-geleng Kepala, Tak Bakal Habis 7 Turunan
Pada masanya, jembatan ini dibangun karena konstruksi CH dianggap paling ekonomis dan mudah diaplikasikan.
Karenanya, jembatan baru ini sekarang menjadi penopang beban lalu lintas di Jalan Raya Cirebon Bandung setelah resmi dibuka penggunaannya.
Meski lalu lintas Jalan Raya Cirebon Bandung memang tidak seramai dulu, pasca ada pembangunan Jalan Tol Cileunyi Sumedang Dawuan.
Kendati demikian, keberadaan Jembatan Cikeruh memegang peranan penting untuk lalu lintas dan perekonomian di Kabupaten Majalengka.
BACA JUGA:5 Warna Pakaian Sesuai Ajaran Islam, Umat Muslim Wajib Tahu
Apalagi, jembatan ini juga menjadi penghubung ke perbatasan Kabupaten Sumedang sebelah timur.
Infrastruktur jembatan baru ini, memiliki panjang 65 Meter dengan lebar 7 Meter yang ditopang dengan konstruksi jembatan girder baja.
Konstruksi tersebut menopang abutment beton bertulang K-250 dan dilakukan pengaspalan di atasnya sebagai pelapis.
Saat ini, Jembatan Cikeruh Majalengka memang sudah tidak menggunakan Jembatan Callender Hamilton, kendati demikian konstruksi tersebut telah berjasa menopang lalu lintas Jalan Raya Cirebon Bandung selama kurang lebih 40 tahun lamanya.