Livery vintage saat ini KAI aplikasikan pada Lokomotif CC 201 83 31 dan CC 201 83 34 milik Depo Induk Semarang Poncol, dan CC 201 92 01 milik Depo Induk Jember. Pengecatannya sendiri dilakukan di bengkel lokomotif milik KAI yaitu Balai Yasa Yogyakarta,"jelasnya.
Menurut Dia, transportasi kereta api sebagai salah satu moda yang sudah ada di Indonesia sejak 1864 harus terus dijaga dan kembangkan.
"Mari bersama-sama membangun peradaban baru bagi masyarakat Indonesia dalam bertransportasi,” ujarnya.
Dicky memaparkan, lokomotif CC 201 memiliki berat 84 ton dan daya mesin 1950 hp. Lokomotif yang mampu melaju dengan kecepatan 120km/jam ini, memiliki 2 bogie dimana masing-masing bogie memiliki 3 gandar penggerak dengan total 6 motor traksi sehingga lokomotif ini dapat dioperasikan pada lintas datar maupun pegunungan.
"Kembali hadirnya livery vintage di lokomotif ini merupakan hasil kolaborasi antara KAI dengan komunitas pecinta kereta api Indonesian Railway Preservation Society (IRPS)," paparnya.
Sementara itu, Ketua Umum IRPS, Ricki Dwi Agusti menyampaikan bahwa acara peresmian ini juga merupakan wujud nyata rasa syukur, serta kepedulian pada kalangan masyarakat yang membutuhkan, serta apresiasi bagi para pegawai garis depan yg telah lebih dulu melayani masyarakat dalam perkeretaapian Indonesia.
“IRPS akan terus bersinergi dan berkolaborasi dengan KAI melalui kegiatan edukasi sejarah perkeretaapian kepada masyarakat luas dengan harapan dapat menambah rasa cinta dan kepedulian pada perkembangan kereta api dari dulu hingga kini,” ucapnya.
Dijelaskan Ricki, melalui kegiatan tersebut diharapkan perjalanan kereta api senantiasa diberikan kelancaran dan keselamatan, serta kolaborasi antara KAI bersama Komunitas Pencinta Kereta Api semakin tinggi. (rdh)