Menurut Angga saat itu 6 siswanya berniat maen saat jam istirahat. Namun mendapatkan serangan dari siswa sekolah lain.
"6 anak ini ternyata menuju ke suatu tempat, ke belakang sekolah. Yaitu, ada sawah besar di sana," tuturnya.
BACA JUGA:Tersedia Angkutan dari Kabupaten Cirebon ke BIJB, Ada 4 Pilihan Wisata Terbaik di Kota Udang
BACA JUGA:10 Warga Kuningan Keracunan Jamur Hutan, Kenali Ciri-ciri Jamur Beracun yang Harus Dihindari
"Kami tidak tahu kronologisnya seperti apa. Tapi tadi pagi (Rabu 22 November 2023), kami baru saja mendatangkan kedua belah pihak berikut juga orangtuanya dihadirkan," terang Angga.
Kenapa baru diselesaikan hari ini?
Menurut Angga, tidak ada informasi atau laporan dari para siswa korban perundungan. Sementara itu, pihak sekolah baru tahu peristiwa tersebut dari video yang beredar.
"Anak-anak ini tidak menyampaikan kejadian waktu hari Sabtu (18 November 2023) kepada kami, sekolah, bahkan kepada orangtuanya pun tidak menceritakan. Nah, mengapa ini baru bisa ditindalanjuti, karena ada video yang kami saksikan," tuturnya.
Hal senada diungkapkan oleh Sri Elis Rangmiati, kepala sekolah yang siswa terlibat aksi perundungan.
Menurut Sri Elis Rangmiati, kronologi kejadian baru diketahui berdasarkan keterangan siswanya yang terlibat dalam peristiwa pada Sabtu pekan lalu.
"Kejadiannya hari Sabtu, jam istirahat di mana pada jam istirahat itu kan memang, kami guru juga perlu istirahat ya. Jadi kan engga selalu mengawasi anak-anak," katanya.
Sri mengungkapkan, berdasarkan pengakuan para siswa, pada hari itu tidak ada niat mau tawuran atau melakukan aksi perundungan.
"Sebenarnya mereka engga ada rencana mau tawuran. Tujuan keluar itu hanya mau selfie-selfie di sawah. Gitu bilangnya," tutur Sri.
Sri menduga, aksi kekerasan yang dilakukan para siswanya tersebut diduga terjadi secara spontan.
"Tidak ada masalah mau peran atau mau gulet. Tidak ada, katanya. Mungkin ya, dengan begitu aja mungkin ya. Mengalir setelah bertemu. Tadinya selfie-selfi malah jadi akhirnya kok pukul-pukulan," ungkapnya.