Menurutnya, pihak keluarga menghendaki hukuman setimpal bagi pelaku.
“Saya minta hukuman seberat-beratnya atau hukum mati sekalian, saya enggak terima, nyawa bayar nyawa,” tandasnya.
BACA JUGA:Menang Atas Lawan Masing-masing, Suriah dan Palestina Lolos ke Babak 16 Besar Piala Asia 2023
Terkait hubungan korban dengan pelaku, Hendra tidak yakin bahwa keduanya sudah berpacaran. Sebab, menurut dia, keponakannya baru belum lama mengenal pelaku.
Tidak hanya itu, menurut Hendra, korban juga mengenal pelaku melalui aplikasi Line. Sehingga, belum mengenal secara dekat.
“Korban ini dipaksa untuk ke sini (rumah kontrakan korban), padahal sudah menolak. Tetapi dipaksa terus katanya ada orang tuanya, tetapi ternyata dia dibohongi pas sampai di sini,” jelas Hendra Gunawan.
Menurut dia, terdapat bukti chat antara korban dengan pelaku. Di dalam chat tersebut korban meminta untuk dipertemukan dengan ibu pelaku.
BACA JUGA:Ternyata Ini Alasan Kuat Mahfud MD Belum Mundur dari Jabatan Menko Polhukam RI
BACA JUGA:6 Cara Non Medis Dengan Menggunakan Metode Tradisional Bisa Mengatasi Hidung Tersumbat pada Bayi
“Ada chatnya juga, katanya ingin dipertemukan dengan orang tua pelaku. Dan tersangka ini sudah pernah ke (rumah) nenek korban,” jelasnya
“Enggak (pacaran) kayaknya, baru kenal beberapa hari juga di Line,” imbuh Hendra.
Dia menambahkan, bahwa ketika pelaku main ke rumah nenek korban, sang nenek sudah merasa tidak suka.
“Sudah diingatkan, karena neneknya enggak suka, pas main juga pakai celana pendek enggak sopan,” ujarnya.
Menurut Hendra, korban memang tinggal bersama neneknya selama kuliah agar lebih dekat dengan kampus.
“Karena ibu korban tinggal di Parung Bogor, jadi kejauhan kuliahnya. Makanya dia tinggal sama nenek dan kakeknya di Depok,” pungkasnya. (*)