BACA JUGA:Alumni Nepal Angkatan 1981 Deklarasi Dukung Capres dan Cawapres AMIN
Kembali menurut mantan Direktur Utama Jawa Pos Koran ini, istilah Car Free Morning yang digunakan lebih tepat bila dibandingkan dengan Car Free Day di Indonesia.
Car Free Morning menunjukkan jika acara olah raga santai melintasi tempat-tempat ikonik di Kuala Lumpur tersebut digelar pada pagi hari. Dari pukul 07.00 hingga 09.00.
Sementara jika Car Free Day seperti di Jakarta, seharusnya digelar sepanjang hari. Tapi faktanya, waktu pelaksanaan tak ada bedanya dengan CFM di Kuala Lumpur. Hanya di pagi hari juga.
Yang menarik lagi dari CFM itu, cara mereka berbagi jalan. Yang berlari dan berjalan ada di sisi kiri. Mereka memberi jalan luas bagi yang bersepeda, bersepatu roda atau perangkat lebih cepat lainnya.
Kemudian, tak Tada satu pun orang berjualan di pinggir jalan. Tidak seperti Car Free Day di Indonesia yang berjualan bukan hanya di pinggir jalan bahkan di tengah jalan.
Para pedagang di CFM disediakan kawasan khusus di Dataran Merdeka. Yang menjadi awal dan akhir olah raga santai tersebut.
Jalan yang ditutup benar-benar untuk orang berolahraga. Tak boleh ada yang menghalangi. Dalam beberapa jarak, ada petugas yang mengatur jalan dengan seragam khusus.
Saat menunggu CFM dimulai, kelompok berkumpul di dekat gapura start. Go Suhartono, yang akrab dipanggil Koh Hai, mendapatkan perhatian khusus. Beberapa pengunjung CFM mengajaknya berbicara dengan peserta tertua di AASoS ini.
BACA JUGA:Ketua KPU RI Dapat Teguran Keras Terakhir dari DKPP Akibat Langgar 4 Perkara
“Mereka bertanya dari mana. Usia saya berapa", ungkap Koh Hai. Mengutip Johnny Ray, salah satu peserta dari Surabya, Koh Hai memang "pusaka Surabaya". Di usia 74 tahun masih lebih kuat dari mereka yang jauh lebih muda dalam hal bersepeda.
Peserta hanya keliling 1,5 putaran. Niatnya memang lebih untuk mencicipi CFM sekaligus foto-foto di depan Twin Tower. Kapan lagi bisa berfoto di tengah jalan, di depan menara kembar tertinggi itu. Apalagi, belum tentu setiap Minggu rutenya lewat kawasan itu.
Usai acara, terutama berfoto di depan Twin Tower, peserta langsung balik ke hotel. Mengepak sepeda ke dalam bike box.
Lewat tengah hari, rombongan bergantian menuju bandara. Kelompok penerbangan ke Jakarta duluan, baru kelompok penerbangan ke Surabaya satu jam kemudian.
BACA JUGA:Catat Sejarah, Timnas e-Sport Indonesia Tembus Final AFC eAsian Cup 2023 Usai Kalahkan Thailand