Sejarah Terbentuknya Grenjeng dan Kalitanjung, Pembangunan Goa Sunyaragi Lahirkan Wilayah Baru

Selasa 13-02-2024,15:30 WIB
Reporter : Asep Kurnia
Editor : Asep Kurnia

Taman tersebut, kemudian berubah fungsi menjadi pesarean atau pemakaman yang sekarang dikenal dengan nama Astana Gunung Sembung.

Adapun perubahan fungsi Taman Kaputren Nur Giri Sapta Rengga menjadi pemakaman, disebutkan Jajat ketika Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati wafat.

Jajat menambahkan, ketika akan membangun taman baru, Kesunanan Cirebon menunjuk 2 tokoh yang mumpuni untuk mengerjakan proyek besar itu.

"Satu orang arsitek dan seorang lagi seorang seni," ungkapnya.

BACA JUGA:Goa Sunyaragi Menghadap ke Mana? Berikut Penjelasan Pemerhati Sejarah Cirebon

Kedua orang hebat itu, jelasnya, berasal dari Cirebon. Mereka adalah Panembahan Losari yang didampingi Raden Sepat yang merupakan arsitek keturunan dari Demak.

"Masih sepupu dengan Nyi Mas Tepasari istri dari Sunan Gunung Jati," sambung Jajat.

Setelah itu, keduanya mengumpulkan para petinggi untuk membahas lokasi pembuatan Taman Kaputren yang baru.

Dari hasil perundingan, mereka akhirnya sepakat untuk membangun taman baru di sebuah lokasi yang bernama Segara Amparan Jati.

BACA JUGA:Terkait Monumen China di Goa Sunyaragi, Pemerhati Sejarah Cirebon: Itu Bukan Kuburan

"Segara itu sungai besar seperti danau, sedangkan Amparan Jati karena sekelilingnya terdapat pohon jati," jelas pria brewok ini.

Lokasi tersebut berupa danau namun tidak memiliki mata air, melainkan berfungsi sebagai penampungan.

Adapun sumber air yang mengaliri danau tersebut, berasal dari aliran sungai yang bernama Sungai Gangga.

Pada Abad 5 hingga abad 9, Segara Amparan Jati merupakan tempat ritual mandi suci bagi pemeluk Agama Hindu.

BACA JUGA:Datang Malam-Malam, Kapolresta Cirebon Tinjau Lokasi Banjir di Kecamatan Gebang

Menurut catatan sejarah yang diketahui Jajat, pada abad ke 5 di wilayah Selatan Cirebon, terdapat sebuah Kerajaan Hindu dengan nama Kerajaan Indraprasta.

Kategori :