MELUAPNYA Sungai Cikamangi yang mengakibatkan Desa Leuweunghapit Kecamatan Ligung langganan banjir, tidak hanya memutus akses jalur alternatif di wilayah tersebut. Tetapi juga membuat aktivitas proses persalinan bidan desa bagi warga setempat terganggu. ONO CAHYONO – Ligung Lebih dari enam tahun Tita Fitriani menjadi bidan Desa Leuweunghapit. Selama itu pula, baru kali ini ia menghadapi kondisi banjir saat akan menangani proses persalinan warga setempat, Rabu (19/2). Dengan susah payah tampak berjuang menerobos derasnya luapan air sungat tersebut. Meski perjalanannya terhambat, namun semangat pengabdiannya tetap menuntunnya untuk sampai ke warga yang akan melakukan persalinan. Tita yang bermukim di Dusun Cikamangi, Rt 10 Rw 02 pagi itu mendadak mendapat kabar dari warganya saat akan melahirkan. Kabar tersebut diterimanya sejak pukul 08.00 WIB. Namun, melihat kondisi jalan yang dikepung banjir, ia bersama sejumlah pengendara dan warga setempat menunggu di sekitar jembatan. Akibat pihak keluarga pasien yang akan ditanganinya terus menghubungi via ponselnya membuat dirinya dengan tidak takut menerjang banjir setinggi perutnya itu. Dari pantauan, Tita yang didampingi warga setempat Rukini (54) satu demi satu langkah kakinya melewati banjir tersebut. Kedua tangannya pun tengah sibuk mengepal baju dan tangan kanannya memegang handphone yang saat itu tengah berbicara dengan pihak keluarga pasien. “Saya dapat kabar dari jam 08.00, tapi air tetap belum surut saja. Makanya nekat saya terobos aja banjir ini. Kasihan pasien sudah akan melahirkan,” katanya seraya terlihat berbicara menggunakan teleponnya itu. Saat itu, ia akan melaksanakan tugasnya membantu persalinan warga di Rt 03 Rw 04 yang lokasinya berjarak sekitar 60 meter dari lokasi banjir tersebut. Rukini yang berada di sampingnya pun turut membantu dirinya dengan membawakan peralatan persalinan. Tidak ada alasan lain, karena akses di jalur tersebut dinilai memang lebih dekat dari lokasi pasien yang akan melahirkan. “Kalau lewat jalur lain jaraknya cukup jauh dan butuh waktu sampai 30 menit. Itupun naik motor, ” katanya. Ia mulai memberanikan diri menerjang banjir sekitar pukul 09.15 menit. Sekitar pukul 10.10 WIB pasien yang tengah ditanganinya melahirkan bayi laki-laki dengan kondisi selamat. Putra kedua dari pasangan Sukri (35) dan Ilah (30) tersebut menjadi satu-satunya proses persalinan yang dilakukan bidan PTT tersebut dinilai penuh kesan, terlebih akibat musibah banjir yang terjadi di lokasi tersebut. Tita berharap kepada pemerintah melalui instansi terkait agar secepatnya melakukan normalisasi Sungai Cikamangi yang membuat sejumlah aktivitas lumpuh setiap kali memasuki musim penghujan. Sesampainya di lokasi yang aman, teriakan dan tepuk tangan warga setempat dan pengendara yang menunggu surutnya air terlihat memberikan apresiasi kepada keduanya. Tak ayal, dari semangat dan keberaniannya pun diapresiasi oleh kedua orang tua bayi tersebut. Pihak keluarga yang diwakili Kepala Desa Leuweunghapit, Arifin mengucapkan banyak terima kasih kepada Tita. Ditengah kondisi bencana yang melanda di desanya, namun bidan tersebut tetap memberanikan diri untuk menolong dua nyawa warganya sekaligus. Arifin juga merasa kebingungan dan cemas melihat Tita memaksa menerobos luapan banjir tersebut. “Diharapkan ini menjadi contoh bagi bidan-bidan lain dalam menangani persalinan warga. Meski tengah dihadapkan oleh musibah namun tetap bisa menolong pasien yang akan melahirkan. Bukan hanya nyawa dari bayi dan orang tuanya juga nyawa bidan itu pun dipertaruhkan karena menerjang aliran air sangat deras itu,” katanya. (*)
Demi Proses Persalinan, Bidan Desa Tita Fitriani Terjang Banjir
Kamis 20-02-2014,09:19 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :