RADARCIREBON.COM Proses wawancara kerja memiliki peranan crusial dalam setiap proses tahapan rekrutmen. Melalui proses wawancara ini, Anda dapat memberikan bukti dan argumentasi anda kepada si calon pemberi kerja bahwa diri Anda adalah orang yang paling sesuai untuk menduduki posisi yang sedang Anda inginkan.
Bagaimana caranya agar kemampuan dan kompetensi Anda bisa langsung terlihat dengan jelas kepada si pemberi kerja?
Kompetensi mencakup melingkupi pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku yang diperlukan untuk berhasil dalam mendapatkan suatu pekerjaan.
BACA JUGA:Tukang Bangunan Binaan PT Indocement Dapat Sertifikat Kompetensi dari Kementrian PUPR
Kompetensi bisa bersifat umum, seperti kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, atau pemecahan masalah dalam suatu pekerjaan, atau pengertian secara spesifik, seperti keahlian menggunakan perangkat lunak tertentu, menulis laporan, ataupun memimpin proyek.
Wawancara berbasis kompetensi seringkali menjadi pilihan pemberi kerja untuk menilai kualifikasi si calon pencarian kerja.
Biasanya pertanyaan yang diajukan dalam sesi wawancara ini berhubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan dan situasi kerja yang akan terjadi pada saat si pelamar itu nantinya akan mulai bekerja.
Tantangan Anda ketika melakukan wawancara kerja adalah memberikan contoh konkret dari pengalaman bekerja pada masa lalu dan menunjukkan tentang keahlian anda yang relevan yang sesuai dengan pekerjaan yang anda inginkan.
Saya membuat artikel ini saya mendapatkan refensi untuk membuat artikel ini saya mendapatkan referensinya dari berbagai macam sumber untuk membuat artikel ini Berikut ini adalah beberapa cara efektif menunjukan keahlian dan proses wawancara kerja :
1. Jelaskan cara kerja dan pola pikir Anda
Pemberi kerja sangat tertarik pada saat Anda menjelaskan tentang cara anda berpikir dan bekerja. Anda sebaiknya menggunakan salah satu dari tiga kata itu untuk menyampaikan hal tersebut kepada si pemberi kerja secara akurat.
Welch merekomendasikan menggunakan kata-kata seperti “konseptual”, “kreatif”, “penuh keingintahuan”, “analitis”, atau “metodis” untuk menggambarkan proses berpikir Anda.
Salah satu kesalahan terbesar yang dapat dilakukan calon pekerja dalam situasi ini adalah menggunakan jargon bisnis.
Frasa seperti “berorientasi pada hasil” atau “fokus pada pelanggan” jarang membawa percakapan ke arah yang diinginkan pewawancara.
2. Tunjukkan karakter Anda