Di Cirebon Ada Rumah sakit Tanpa Kelas Mega Gotong Royong, Diremiskan Oleh Megawati, Begini Kondisinya

Selasa 18-06-2024,10:00 WIB
Reporter : Deny Hamdani
Editor : Tatang Rusmanta

“Nah, dokter yang menjadi kepala rumah sakitnya sudah meninggal, dan semua arsip sertifikat dan lainnya ada di beliau, kita diminta DPP untuk bisa menata kembali rumah sakit tersebut,” ungkap Rudiana.

Rudiana menambahkan, bahwa DPP PDIP mempertimbangkan dua opsi untuk mengoperasikan kembali rumah sakit ini. Salah satunya mempertimbangkan faktor alam. Sebab, kawasan itu sering mengalami banjir rob. 

BACA JUGA:Perancis Menang Lawan Austria Berkat Gol Bunuh Diri Maximilian Wober

BACA JUGA:Soal Korban Judi Online Diusulkan Jadi Penerima Bansos, Begini Penjelasan Menko PMK

“Kita dan DPP tengah menggodok mana opsi yang tepat nih," kata Rudiana. 

"Opsi pertama dengan meninggikan rumah sakit tersebut karena sering banjir rob masuk rumah sakit tersebut, opsi kedua itu relokasi rumah sakit ke tempat yang dekat dengan pemukiman masyarakat sehingga masyarakat dekat ketika akan berobat,” imbuhnya.

Sepinya rumah sakit tanpa kelas tersebut diduga karena lokasi rumah sakit berada di tepi laut Desa Gebang Mekar, jauh dari kawasan pemukiman masyarakat.

Sementara itu, sejumlah ruang rawat inap tampak hanya berisi tempat tidur tanpa bad. Sejumlah fasilitas, seperti kamar mandi dan toilet tidak berfungsi, terlihat seperti bangunan yang tidak berpenghuni. 

RS tanpa kelas yang sudah beroperasi belasan tahun tersebut tidak tampak perubahan ke arah yang lebih maju layaknya rumah sakit yang menerima pelayanan kesehatan selama 24 jam.

Peralatan kesehatan pun tidak ditemui di beberapa ruang rawat inap.

Petugas penjaga rumah sakit tanpa kelas, Ono Sumasno mengatakan, dirinya yang bertugas sebagai penjaga keamanan di RS tersebut harus bekerja ekstra keras.

Karena, selain menjaga keamanan juga harus memelihara kebersihan RS yang setiap hari harus tampak bersih.

Dikatakan Ono, sampai saat ini yang berjalan hanya pelayanan kesehatan biasa, dimana buka dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 13.00 WIB. Petugas berjumlah 12 orang yang terdiri dari bidan dan perawat. 

“Mereka berasal dari beberapa daerah yang jauh dari Kecamatan Gebang seperti Majalengka, Brebes dan lainnya"

"Mereka ditugaskan oleh DPP PDI Perjuangan dan bekerja secara shift dengan pembagian hari kerja masing-masing setiap hari datang tiga petugas. Kalau setiap hari sih ada saja yang datang berobat bukan saja dari Desa Gebang Mekar tapi juga desa tetangga mungkin karena cocok berobat disini,” tuturnya.

Menurut Ono, saat ini di RS tanpa kelas hanya sebatas pelayanan pemeriksaan kesehatan biasa tanpa ada pelayanan rawat inap.

Kategori :