JAKARTA, RADARCIREBON.COM – Upaya untuk menemukan obat terapi kanker terus dilakukan oleh para ilmuan.
Tidak hanya ilmuan luar negeri, tapi ilmuan Indonesia pun juga mencoba mengeksplorasi senyawa brazilin untuk dimanfaatkan sebagai obat terapi kanker, khususnya prostat.
Para ilmuan atau peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Universitas Gadjah Mada (UGM) sedang melakukan riset terhadap senyawa brazilin tersebut.
"Brazilin merupakan isolat dari bahan alam yang berpotensi sebagai pembawa radioisotop, khususnya iodium-131 melalui reaksi radioiodinasi.”
BACA JUGA:Daihatsu Cetak Rekor Baru: Perawatan Berkala 1.000 KM Serentak di Seluruh Provinsi Indonesia
BACA JUGA:MMKSI Hadirkan Mitsubishi All New Triton dan New Pajero Sport di Ajang GIIAS 2024, Segini Harganya
BACA JUGA:Bandung Raya Dalam Ancaman Sesar Lembang, Berikut 15 Kecamatan yang Masuk Zona Merah Gempa Bumi
“Pengembangan kandidat radiofarmaka dari isolat bahan alam ini merupakan suatu terobosan yang menjanjikan untuk peningkatan pengembangan obat terarah, khususnya untuk penanganan kanker," kata Peneliti Ahli Madya dari Pusat Riset Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka, dan Biodosimetri (PRTRRB) BRIN Isti Daruwati, Kamis 18 Juli 2024.
Dijelaskan, bahwa brazilin merupakan senyawa golongan isoflavonoid yang dapat ditemukan di beberapa tanaman dari keluarga Fabaceae, seperti kayu secang (Caesalpinia sappan L.).
Tanaman ini diketahui memiliki beberapa aktivitas biologi seperti anti inflamasi, antibakteri hingga antikanker.
Isti menambahkan, brazilin memiliki aktivitas farmakologi dalam menghambat pertumbuhan sel kanker, yang menjadikan brazilin memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai produk radiofarmaka tertarget.
BACA JUGA:Amerika Serikat Hapus Hutang Indonesia Sebesar Rp565,53 Miliar, Tapi Ditukar Dengan…
BACA JUGA:Ini Langkah BRI Perkuat Keamanan Digital dari Serangan Siber
BACA JUGA:SMPN 1 Bangodua Deklarasi Anti Bullying, Berharap Jadi Sekolah Percontohan
BACA JUGA:Nyaris Tawuran, Pelajar Bawa Sajam Diduga Mau Nyerang, Kabur Dikejar 1 Sekolah
Hal ini ditandai dengan radioisotop Iodium-131 sebagai radiofarmaka untuk tujuan terapi dan diagnosis sekaligus atau dikenal dengan teranostik.
sejumlah penelitian telah dilakukan terhadap aktivitas kanker payudara, namun aktivitas pada kanker prostat belum banyak dieksplorasi.
"Tahapan penelitian diawali dengan uji in-vitro senyawa brazilin yang belum ditandai dengan radioisotop iodum-131.”
“Uji in vitro ini dilaksanakan oleh tim peneliti dari Fakultas Farmasi UGM yang telah berpengalaman dalam melakukan studi in vitro terutama terkait dengan studi aktivitas biologi dari kandidat obat secara molekuler," ujarnya.
BACA JUGA:14 Ribu Unit Rutilahu ada Majalengka, Setiap Tahun 200 Rumah Direnovasi
BACA JUGA:Pengamat: Pemilihan Bupati Cirebon 2024 Diikuti 2 Pasangan, Ini Kandidatnya
Adapun kerja sama dengan UGM, kata Isti, dilakukan karena Fakultas Farmasi UGM dinilai memiliki fasilitas laboratorium yang memadai untuk melakukan tahapan riset terkait dengan evaluasi potensi senyawa brazilin, yang belum ditandai dengan radioisotop iodium-131 terhadap sel kanker pada tingkat molekuler.
Tahapan tersebut, kata dia, dapat menunjang bukti yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah terkait dengan mekanisme kerja brazilin terhadap sel kanker.
Melalui riset ini, Isti berharap dapat hasilnya dapat diwujudkan menjadi purwarupa senyawa radiofarmaka baru, sebagai agen diagnosis dan obat terapi kanker prostat. (*)