Jadi Saksi Ahli di Sidang PK Saka Tatal, Begini Pandangan Reza Indragiri Soal Kasus Pembunuhan Vina dan Eky

Kamis 01-08-2024,06:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Moh Junaedi

Pertama, ketika sperma muncul setelah terjadinya aktivitas seksual yang dipaksakan. 

BACA JUGA:Jadi Rebutan Timnas Australia dan Indonesia, Matthew Baker Beri Kode

BACA JUGA:UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Cetak Lulusan Berkompeten

"Jika itu terjadi, maka sperma itu memenuhi kriteria sebagai bukti kejahatan seksual. Kemungkinan yang kedua, sperma merupakan akibat dari aktivitas seksual mau sama mau."

"Jika demikian, maka praktis sperma tersebut bukan merupakan bukti telah terjadi kekerasan seksual."

"Persoalannya adalah, dari berkas yang saya baca, saya tidak menangkap adanya informasi terkait dengan latar belakang psikis yang mendahului keluarnya sperma tersebut,’’ jelasnya.

Untuk itu, kata Reza, dari sudut pandang psikologi forensik tidak bisa menyimpulkan apakah sperma itu merupakan akibat perkosaan ataukah akibat dari aktivitas seksual yang mau sama mau.

BACA JUGA:Pemkab Kuningan Pilih Konten Kreator Dibanding Jurnalis, Ini Tanggapan Pj Bupati

2

BACA JUGA:Pemkab Kuningan Pilih Konten Kreator Dibanding Jurnalis, Ini Tanggapan Pj Bupati

Ketika ditemui wartawan usai memberikan keterangan pada sidang PK Saka Tatal, Reza menerangkan, untuk mengungkap peristiwa yang terjadi pada tahun 2016, dirinya meminta agar dihadirkan bukti komunikasi elektronik dari para terpidana dan kedua korban.

‘’Saya menyampaikan berulang kali kepada majelis, saya sangat menunggu adanya bukti komunikasi elektronik serinci-rincinya, yang dilakukan oleh para terpidana pada saat itu dan kedua korban."

"Bukti elektronik serinci-rincinya ini mencakup siapa dengan siapa berkomunikasi, tentang apa, pada jam detik berapa, itu akan memberikan gambaran kepada kita tentang para tersangka ini betul-betul merencanakan pembunuhan atau tidak,’’ terangnya.

Reza menyatakan, jika kematian Vina dan Eky merupakan pembunuhan berencana, maka para pelaku pasti akan saling berkomunikasi. Hal itu untuk merealisasikan rencana pembunuhan terhadap korban.

BACA JUGA:Hari Jadi Kuningan Dimajukan, Ada Hiburan dan Pesta Rakyat, Cek Jadwalnya di Sini

"Keberadaan bukti elektronik dari kedua korban juga akan mengungkap perasaan korban."

"Yang kedua adanya bukti elektronik gawai dari para korban untuk menangkap indikasi kegelisahan mereka pada malam itu, mulai dari rasa takut, cemas, panik, mencari pertolongan, menghindar dari kejaran,’’ paparnya.

Kategori :