Reno menjelaskan, AR sudah bersama dengan Eky sejak Sabtu 27 Agustus 2016 sore sekitar pukul 15.00 WIB.
BACA JUGA:Momen Bersejarah, Pj Wali Kota Cirebon Hadiri Pertemuan dengan Jokowi di IKN
BACA JUGA:Sekda Buka Job Fair, Optimis Serap Tenaga Kerja Lokal Kabupaten Cirebon
AR dan Eky kemudian singgah di Warung Babeh di kawasan Cideng bertemu dengan dua saksi lainnya. Kemudian membeli minuman dan obat-obatan terlarang jenis zenit.
“Sempat membeli minuman juga ya, minuman dan obat-obatan terlarang waktu itu, jenis zenit ya. Dikonsumsi oleh Eky, tidak oleh Vina,” tutur Reno.
Dari Warung Babeh, Eky dan AR pulang ke rumah AR untuk mandi, ganti baju dan makan. Kemudian di hari yang sama pergi lagi untuk menjemput Vina di rumah Widi.
“Sekitar pukul 19.00 di rumah Widi itu, bertiga berarti kamu ya?” tanya Reno kepada saksi AR.
Kemudian diakui oleh AR bahwa dari rumah Widi mereka berboncengan tiga. Yakni Eky, AR dan Vina menuju ke Dawuan, Tengah Tani, Kabupaten Cirebon.
“Menuju ke Dawuan ke rumah temennya yang bernama AN dan YS. Di Dawuan sempet minum lagi ya. Minum lagi jenis minuman ciu sambil nonton puncak acara 17 Agustusan, ada organ tunggal di situ,” ungkap Reno.
Dari Dawuan, AR bersama pacarnya ribut kemudian pergi lebih dulu. Kemudian Eky dan Vina juga pergi. Alasannya mau minta uang.
“Engga tahu apakah minta uang ke orangtuanya Eky atau k orangtuanya Vina,” kata Reno.
Sebelum pamit pergi, Eky sempat meminjam kaus kepada AN. Kemudian diberi pinjam kaus warna hitam merk warmaple.
“Dari peristiwa itu kemudian bergantilah pakaian Eky, pinjem kepada saudara AN. Dipinjamkan untuk bajunya atau kausnya,” jelas Reno.
“Pada saat kejadian meninggalnya Eky itu menggunakan kaus dari saudara AN. Kaus hitam merk warmaple ya,” tandas Reno.
“Kisaran pukul setengah 10 (malam) atau sampai dengan jam 10 itu, Eky dan Vina, pamit kepada saudara AN untuk minta uanglah katanya. Pergi dari area Dawuan,” tambah Reno lagi.
Reno menambahkan, bahwa sekitar pukul 22.14, Vina menghubungi Widia lewat telepon genggam.