CIREBON, RADARCIREBON.COM -Jajaran Satuan Reserse Kriminal Polresta Cirebon berhasil membingkar perdagangan satwa liar dilindungi di Kecamatan Kaliwedi.
Mirisnya, pelaku yang hendak menjual satwa liar masih pelajar SMA, berinisial S yang masih berusia 16 tahun.
Dari tangan S, polisi berhasil mengamankan satu ekor Elang Bondol (Haliastur Indus), satu ekor Elang Brontok Fase Terang (Spiazaetus Cirrhatus), dua ekor Burung Alap-Alap (Accipiter Trivirgatus), dua ekor Berang-Berang Gunung (Lutra Sumatrana).
Kapolresta Cirebon Kombes Pol Sumarni mengatakan, pengungkapan itu bermula dari saksi berinisial IR dan kelompok pemerhati satwa melihat banyak satwa liar dilindungi di dalam rumah S di Kecamatan Kaliwedi.
Saksi yang melihat, kata Kombes Sumarni, melaporkan ke kepolisian. Petugas langsung bergerak ke rumah S.
Ternyata, banyak satwa liar dilindungi berada dalam sangkar di rumah pelaku. Satwa liar dilindungi dan pemiliknya pun kemudian diamankan ke Mako Polresta Cirebon untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
BACA JUGA:RSD Gunung Jati Kota Cirebon Jadi Lokasi Cek Kesehatan Kepala Daerah, Ini Pendapat Para Paslon
“Hasil pemeriksaan, pelaku berinisial S membeli satwa liar dilindungi ini melalui online dengan cara COD, yang bersangkutan kemudian hendak menjual kembali, cuman keburu diamankan. Pengakuannya baru sekali ini aja,” terangnya.
Kepada penyidik, ungkap Kombes Sumarni, pelaku membeli Elang Bondol dengan harga Rp500 ribu, Elang Brontok Fase Terang dibeli dengan harga Rp400 ribu, Burung Alap-Alap dibeli dengan harga Rp400 ribu, dan Berang-Berang Gunung dibeli dengan harga Rp600 ribu.
Lebih lanjut, dikatakan Kombes Sumarni, semua barang bukti satwa liar dilindungi itu kemudian diserahkan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Cirebon untuk diperiksa oleh dokter hewan, dikarantina, kemudian di lepas liar kan ke habitat aslinya.
Sementara itu, pelaku tetap diproses hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. “Pelaku masih kita lakukan pendalaman, dia tetap kita proses. Karena masih di bawah umur jadi kita mengedepankan dipersi,” ujarnya.
BACA JUGA:Rumah Warga Beber Kebakaran, Ini Penyebabnya
Akibat perbuatannya, pelaku dikenakan sanksi pasal 21 ayat 2 huruf a dan atau pasal 40 A ayat (1) huruf d Undang-Undang RI Nomor 32 tahun 2024 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, dengan ancaman hukuman pidana penjara paling singkat 3 tahun dan paling lama 15 tahun.
Sementara itu, Polisi Kehutanan (Polhut) BKSDA Resor Cirebon Dede Hermawan mengatakan, satwa liar yang diserahkan oleh kepolisian, bakal dikarantina sementara di Garut, untuk mendapatkan perawatan medis dari dokter hewan.
“Disana diserahkan ke tenaga medis, untuk dikembalikan sifat liarnya, kemudian nanti akan di lepas liarkan ke habitatnya," terangnya.
Dede Hermawan menyebutkan, kalau pengungkapan kasus penjual satwa liar dilindungi baru pertama kalinya untuk di Cirebon. Karena sebelumnya, banyak yang sadar dan dengan suka rela menyerahkan satwa liar dilindungi kepada BKSDA.
BACA JUGA:Tiga Pasangan Calon Jalani Pemeriksaan Kesehatan. Ketua KPU: Berlangsung Selama Dua Hari
“Kalau perdagangan satwa liar di Kabupaten Cirebon baru ya. Tapi kalau yang suka rela dari warga menyerahkan satwa lindungi kepada kami cukup banyak. Pada tahun 2024 sudah ada 59 satwa liar,” ungkapnya. (cep)