Keraton Kasepuhan Cirebon Gelar Tradisi Siraman Panjang, Masyarakat Berebut Air Bekas Cucian

Selasa 10-09-2024,11:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Tatang Rusmanta

RADAR CIREBON – Keraton Kasepuhan Cirebon kembali menggelar tradisi tahunan dalam memperingati Hari Maulid Nabi Muhammad SAW, Selasa (10/9/2024).

Tradisi tersebut dinamakan ritual siraman panjang. Ritual itu merupakan pencucian piring peninggalan Wali Sanga yang akan digunakan pada puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW atau tradisi Panjang Jimat.

Kegiatan ritual tahunan ini berlangsung di Bangsal Pungkuran Keraton Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon. 

Sejumlah abdi dalem berpakaian serba putih (beskap) secara beriringan membawa piring selawat, dua buah guci besar dan dua penutup lampu minyak (lampu tempel) dibalur kain putih peninggalan Wali Sanga yang akan dicuci.

BACA JUGA:Gosip Persib, Orang Lama Gabung Lagi Jelang AFC Champions League 2

BACA JUGA:Jual Beli Peran Saat Casting, Aji Sakha: Rusak Citra Perfilman Cirebon

Sebelum dicuci, keluarga Keraton Kasepuhan, abdi dalem dan masyarakat yang hadir kemudian menggelar doa bersama. 

2

Usai doa bersama, ritual tersebut langsung dimulai dan diiringi selawat yang dibacakan abdi dalem yang mengikuti Siraman Panjang.

Setelah semua benda tersebut dicuci dan kembali dibungkus kain putih, para abdi dalem kembali memasukkannya ke gudang jimat untuk nantinya akan digunakan sebagai wadah makanan bekasem di tradisi panjang jimat nanti.

Yang menarik dari kegiatan ini, setelah tradisi pencucian tersebut selesai, masyarakat yang sudah datang ke Keraton Kasepuhan sejak pagi hari langsung berebut mendapatkan air.

BACA JUGA:Baru Buka, Ibu PKL Ini Protes Ketika Ditertibkan dari Jalan Wahidin Kota Cirebon: Saya Bayar Pajak!

Ya, air bekas cucian tersebut yang dipercaya masyarakat bisa mendapatkan keberkahan, khususnya dari Allah SWT melalui peninggalan para wali.

"Alhamdulillah tradisi siraman panjang sudah terlaksana. Tadi kami (Keraton Kasepuhan) mengeluarkan 7 piring panjang, 38 piring pengiring, 2 guci dan 2 tempat untuk minyak wangi atau minyak mawar yang kesemuanya itu usianya sudah 6 abad," ungkap Patih Anom Keraton Kasepuhan Pangeran Raja (PR) Moh Nusantara kepada radarcirebon.com ditemui usai kegiatan di Keraton Kasepuhan.

Dikatakan PR Nusantara, makan tradisi Siraman Panjang ini adalah membersihkan diri lahir batin.

"Jadi kita membersihkan diri atau mensucikan diri menggunakan air yang merupakan sumber kehidupan. Sebetulnya mencuci itu kita maknai dengan tubuh kita, di mana tubuh kita itu mengandung air," katanya.

Kategori :