RADARCIREBON.COM — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)melakukan modifikasi cuaca di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Operasi modifikasi cuaca ini dilaksanakan memasuki musim penghujan yang diprediksi membawa dampak ekstrem di kedua provinsi tersebut.
Tujuan modifikasi cuaca di Jawa Barat dan Jawa Tengah yaitu untuk mengurangi potensi bencana banjir, longsor, dan cuaca ekstrem lainnya.
Caranya dengan memanfaatkan teknologi penyemaian garam di awan comulonimbus untuk mengendalikan curah hujan.
BACA JUGA:Kenapa Orang Jenius Sering Dikira Pemalas, Ini 4 Alasannya dan 7 Tanda Orang Jenius
Operasi Modifikasi Cuaca ini merupakan bagian dari upaya mitigasi yang dilakukan BNPB untuk menghadapi potensi risiko bencana akibat cuaca ekstrem.
Melalui OMC diharapkan intensitas hujan dapat dikendalikan sehingga banjir serta tanah longsor bisa dicegah.
Indikator keberhasilan OMC ini bisa dilihat dari adanya pengurangan curah hujan yang signifikan di wilayah target pada 11 Desember hingga 14 Desember 2024.
Sebelum pelaksanaan, tim BNPB bersama dengan BMKG dan BPBD mengadakan briefing mendalam untuk memastikan langkah-langkah yang diambil tepat sasaran.
BACA JUGA:Menurut Psikolog, Ini 6 Kelebihan Orang yang Jarang Posting Status di Medsos
BACA JUGA:7 Nguyen di Timnas Vietnam Saat Kalahkan Indonesia, Ternyata Begini Sejarah Nama Nguyen
Berdasarkan prediksi Global Forecast System (GFS), wilayah Jawa Tengah, khususnya daerah seperti Demak, Blora, Salatiga, dan Banjarnegara, diperkirakan akan mengalami hujan dengan intensitas 14-32 mm per hari.
Dalam konteks ini, OMC menjadi strategi mitigasi yang diperlukan untuk mencegah dampak bencana yang lebih besar.
BMKG mengidentifikasi potensi curah hujan yang tinggi di wilayah Jawa Tengah, dengan intensitas yang bisa mencapai 50-120 mm per hari.