Penguatan Mutu Pendidikan Melalui Pendampingan Pengawas

Jumat 18-04-2025,22:05 WIB
Editor : Moh Junaedi

Tujuan: Meningkatkan mutu melalui pembinaan dan pendampingan sistematis.

Alternatif solusi: Memilih strategi pendampingan dibanding sekadar inspeksi.

Evaluasi dan implementasi: Pendampingan dilakukan secara periodik dan berbasis data mutu (seperti dari Rapor Pendidikan).

Namun, dalam praktiknya, model ini menghadapi keterbatasan rasionalitas, seperti:

  • Keterbatasan jumlah dan kualitas SDM pengawas.
  • Masalah birokrasi dan anggaran di daerah.
  • Kendala geografis dan infrastruktur di daerah 3T.

Teori Pengambilan Keputusan: Rational Comprehensive Model vs. Bounded Rationality (Simon, 1957)  

- Jika menggunakan model rasional komprehensif, kebijakan ini seharusnya didasarkan pada data lengkap (misalnya, pemetaan kebutuhan tiap sekolah). Namun, realitanya, keterbatasan informasi (bounded rationality) membuat pendampingan mungkin tidak merata.  

- Fenomena: Pengawas cenderung fokus pada sekolah yang mudah dijangkau, sementara sekolah terpencil tetap tertinggal.  

b. Teori Incrementalism (Charles Lindblom)

Kebijakan ini juga bisa dianalisis sebagai kebijakan inkremental (bertahap):

Pendampingan mutu bukan hal baru, namun diperkuat dan difokuskan pada aspek pembinaan berkala.

Merupakan penyesuaian kecil namun strategis dari pendekatan pengawasan sebelumnya yang bersifat administratif dan reaktif.

BACA JUGA:Tidak Berizin, Tim Gabungan Pemprov Jabar Tutup Lokasi Tambang di Cianjur

Teori Kebijakan: Model Incrementalism (Lindblom, 1959)  

- Kebijakan ini dapat dilihat sebagai perbaikan bertahap dari sistem pengawasan yang sudah ada, bukan perubahan radikal.  

- Pemerintah tidak mengubah struktur pengawasan secara drastis, tetapi memperkuat peran pengawas melalui pendampingan.  

- Kelemahan: Pendekatan incremental mungkin kurang efektif jika akar masalah mutu pendidikan adalah struktural (misalnya, kurangnya anggaran atau kesenjangan infrastruktur).  

Kategori :