
CIREBON, RADARCIREBON.COM - Gedung Kesenian Nyimas Rarasantang Kota Cirebon yang terletak di kawasan Bima hingga kini masih belum mendapat perawatan maksimal.
Bangunan yang telah berdiri sejak lama ini kini mengalami banyak kerusakan, mulai dari plafon, instalasi, hingga fasilitas penunjang lainnya.
"Memang kondisi gedung Rara Santang sudah cukup memprihatinkan.Banyak kerusakan disana-sini, bahkan bisa dikategorikan rusak berat," ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon, Agus Sukmanjaya kepada radarcirebon.com, Selasa 22 April 2025.
Agus Sukmanjaya mengatakan, selama dua tahun terakhir pemeliharaan gedung ini hanya dilakukan secara terbatas karena keterbatasan anggaran.
BACA JUGA:Baru Tahun Depan Statusnya Beralih ke Pemkot Cirebon, Warga Patungan Untuk Perbaikan Jalan
BACA JUGA:Gardu BTS Provider Telekomunikasi Terbakar, Warga Megu Cilik Cirebon Terkejut
BACA JUGA:Kapolri Kunjungi Pondok Buntet, Kiai Adib: Bukti Kedekatan Beliau dengan Pesantren
"Dana perawatan yang tersedia hanya berkisar antara Rp50 hingga Rp70 juta. Dengan anggaran ini, kami baru bisa melakukan perbaikan pada dua kamar mandi dan beberapa instalasi air. Angka segitu memang terasa sangat kecil jika melihat tingkat kerusakan," katanya.
Agus mengungkapkan, Walikota Cirebon Effendi Edo telah meninjau langsung kondisi gedung Rarasantang.
"Kami dari Disbudpar Kota Cirebon juga sudah menyusun pemetaan prioritas perbaikan yang diharapkan bisa diusulkan dalam perubahan anggaran tahun ini.”
“Untuk tahap awal, kami mengusulkan sekitar Rp500 juta. Dana itu diharapkan bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki plafon, instalasi, dan fasilitas dasar lainnya agar gedung bisa kembali digunakan secara maksimal oleh masyarakat," ungkapnya.
BACA JUGA:2 Alasan yang Belum Banyak Diketahui sehingga Kartini Batal Sekolah di Belanda, Terkait Aliran?
BACA JUGA:Kapan Lagi Main HP Dapat Cuan, 3 Apilkasi Ini Merupakan Penghasil Saldo DANA Tercepat 2025
Meski dalam kondisi terbatas, menurut Agus, gedung Rarasantang masih sering digunakan oleh komunitas seni dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi untuk kegiatan kecil seperti pelatihan atau pertunjukan seni.
"Kami belum percaya diri untuk mempromosikan gedung ini sebagai ruang kegiatan kreatif berskala besar.”
“Setiap bulan masih ada kegiatan yang memanfaatkan ruang ini, tapi sifatnya kecil. Untuk event besar, kami belum bisa dorong karena keterbatasan sarana dan prasarana,” ucapnya.
Agus menuturkan, pada tahun 2020 pihaknya telah menyusun kajian dan Detail Engineering Design (DED) untuk pengembangan gedung tersebut dan telah mengajukan usulan bantuan keuangan ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
"Namun hingga kini, usulan tersebut belum mendapat tanggapan positif," tuturnya.
BACA JUGA:Ekonomi Sulit, Promo di Mitsubishi Mitdi Cirebon Jalan Terus
BACA JUGA:Jalan Rusak Cirtim yang Didemo Sudah Diperbaiki, Begini Penampakannya
Agus menyebutkan, kawasan Bima yang menjadi tempat Gedung Rara Santang berada masuk dalam rencana induk pengembangan perusahaan daerah tahun 2026–2030.
"Rencananya, kawasan ini akan dikembangkan menjadi pusat sport tourism dan taman budaya. Secara makro, kami memang sedang menyusun konsep pengembangan kawasan wisata dan taman budaya.”
“Kami membuka peluang kerja sama, termasuk dengan pihak swasta, karena kami sadar APBD Kota tidak akan cukup untuk menata kawasan ini secara menyeluruh,” pungkasnya. (rdh)