Menurut Ida, kembalinya 52 ODTW aktif menjadi bukti nyata kolaborasi antara pemerintah, pelaku wisata, dan masyarakat lokal.
BACA JUGA:Polisi Amankan 2 Senjata Tajam di Jatiwangi Majalengka, Diduga Akan Digunakan Tawuran
BACA JUGA:Oknum Pejabat di Majalengka Terbukti Selingkuh, Ini Dia Jenis Sanksi yang Direkomendasikan BKPSDM
Ia menambahkan, pendekatan yang dilakukan kini lebih berfokus pada pemberdayaan masyarakat serta keberlanjutan lingkungan.
“Kami terus mendorong desa-desa wisata agar mampu mandiri. Jangan hanya menunggu bantuan, tetapi juga berinovasi. Wisata bukan hanya soal tempat yang indah, melainkan juga pengalaman yang hidup dan berkarakter,” lanjutnya.
Berbagai langkah telah ditempuh, mulai dari digitalisasi promosi pariwisata, pelatihan hospitality bagi pelaku wisata, hingga penyelenggaraan berbagai event daerah untuk kembali menggerakkan kunjungan wisatawan.
Ida menambahkan, pemerintah juga membuka peluang kolaborasi dengan komunitas kreatif dan investor lokal guna memperkuat daya tarik setiap destinasi. Kini, wajah pariwisata Majalengka mulai menggeliat kembali.
Sejumlah destinasi seperti wisata alam, wisata budaya, hingga wisata berbasis pertanian mulai ramai dikunjungi wisatawan domestik.
Namun, pekerjaan besar masih menanti karena banyak potensi wisata lain yang membutuhkan sentuhan serius agar ratusan destinasi yang sempat “mati suri” bisa kembali hidup.
“Kami ingin Majalengka menjadi rumah bagi pariwisata yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan menyejahterakan masyarakatnya. Itulah cita-cita besar kami,” harap H Ida Heriyani.
Ia optimistis, dengan semangat pemulihan dan kerja sama lintas sektor, pariwisata Majalengka tidak hanya akan bangkit, tetapi juga tumbuh menjadi ikon ekonomi kreatif baru di wilayah timur Jawa Barat.