31 per ATLAS, Bukan Teknologi Alien: Bukti Astrofisika dari Analisis dan Review Ilmiah Ruben Cornelius Siagian

Sabtu 01-11-2025,20:01 WIB
Reporter : Asep Kurnia
Editor : Leni Indarti Hasyim

RADARCIREBON.COM - Penemuan 3I/ATLAS (C/2025 N1) pada Juli 2025 menjadi tonggak dalam sejarah astronomi modern. Untuk ketiga kalinya, manusia berhasil mengamati sebuah benda yang datang dari luar Tata Surya, yaitu sebuah tamu antarbintang yang melintas di antara planet-planet kita sebelum kembali mengembara ke ruang antar galaksi. Fenomena ini memperkaya pengetahuan kita tentang dinamika kosmik, dan menghidupkan kembali perdebatan lama yang pernah mengiringi dua pendahulunya, yaitu 1I/‘Oumuamua dan 2I/Borisov.

Sumber: https://nationalgeographic.grid.id/read/132615493/asal-usul-oumuamua-yang-disangka-kapal-alien-akhirnya-terjelaskan?page=all dan https://www.technologyreview.com/2021/03/30/1021469/interstellar-comet-2i-borisov-prestine/ 

‘Oumuamua, yang ditemukan pada tahun 2017, mengguncang komunitas ilmiah karena perilakunya yang aneh, bahwa ia tidak menunjukkan tanda-tanda aktivitas komet, tetapi mengalami percepatan non-gravitasi yang sulit dijelaskan tanpa melibatkan hipotesis kontroversial, dan salah satunya adalah dugaan bahwa ia mungkin merupakan teknologi buatan, seperti sisa dari layar surya atau wahana interstellar. Dua tahun kemudian, pada 2019, penemuan 2I/Borisov mengembalikan ketenangan ilmiah. Objek ini jelas menunjukkan aktivitas komet yang kuat, dengan koma luas dan gas volatil, sehingga mengonfirmasi bahwa setidaknya beberapa pengunjung antar bintang memang merupakan komet alami yang terlempar dari sistem planet asing. 

Kini, pada pertengahan 2025, muncul 3I/ATLAS, yaitu objek ketiga dalam kategori langka ini. Ia datang dengan karakteristik yang menarik dan membingungkan sekaligus bahwa orbitnya sangat hiperbolik, kecepatannya luar biasa tinggi, dan inklinasinya hampir retrograde sempurna. Namun di sisi lain, pengamatan menunjukkan adanya selubung gas dan debu samar di sekitarnya yang merupakan tanda khas aktivitas komet, meskipun tidak sekuat Borisov.

Kombinasi keanehan orbit dan aktivitas lemah ini segera memicu perdebatan di kalangan ilmuwan. Apakah 3I/ATLAS hanyalah komet kecil dari sistem planet jauh yang kebetulan lewat? Ataukah, sebagaimana dispekulasikan oleh sebagian kalangan, ini mungkin sisa dari teknologi alien, yang adalah sebuah artefak buatan yang bergerak menembus galaksi? Pertanyaan itu kini menggantung di tengah antara imajinasi dan sains, menantang batas pemahaman kita tentang asal usul benda-benda di antara bintang.

Tulisan ini diharapkan dapat membuka cakrawala berpikir masyarakat luas terhadap cara kerja sains dalam memahami fenomena langit yang kerap diselimuti spekulasi. Di tengah maraknya narasi populer tentang “teknologi alien” dan misteri kosmik, penting bagi publik untuk menumbuhkan nalar kritis, bahwa setiap fenomena luar angkasa dapat dijelaskan melalui prinsip-prinsip astrofisika yang terukur dan dapat diuji. Tentu melalui pendekatan ilmiah terhadap kasus 3I/ATLAS, penulis berharap pembaca tidak hanya memahami fakta di balik objek antar bintang ini, tetapi juga mengembangkan cara berpikir rasional, skeptis, dan berbasis bukti dalam memaknai setiap keajaiban alam semesta.

Fakta Observasional

Berdasarkan hasil observasi global yang dikumpulkan oleh berbagai tim astronomi Seligman, D. Z., Micheli, M., Farnocchia, D., Denneau, L., Noonan, J. W., Hsieh, H. H., ... & Zhang, Q. (2025) dan Bolin, B. T., Belyakov, M., Fremling, C., Graham, M. J., Abdelaziz, A. M., Elhosseiny, E., ... & Wong, I. (2025), masing masing yang diterbitkan di The Astrophysical Journal Letters  dan Monthly Notices of the Royal Astronomical Society telah menunjukkan bahwa 3I/ATLAS benar-benar merupakan pengunjung dari luar Tata Surya.   

Dapat dilihat pada gambar dibawah yang merupakan lintasan 3I/ATLAS orbit hiperbolik ekstrem dengan eksentrisitas sekitar 6,1, menandakan bahwa objek ini tidak terikat gravitasi Matahari dan berasal dari ruang antarbintang. Dengan kecepatan sekitar 58 km/detik, lintasannya jauh lebih cepat dibanding 1I/‘Oumuamua dan 2I/Borisov, menjadikannya objek antarbintang tercepat yang pernah terdeteksi.

Sumber: Seligman, Darryl Z., et al. "Discovery and preliminary characterization of a third interstellar object: 3I/ATLAS." The Astrophysical Journal Letters 989.2 (2025): L36. 

Bahwa gambar diatas yang merupakan dinamika lintasan heliosentrik, tampak bahwa ketiga objek memiliki jalur hiperbolik terbuka (garis hitam), berbeda dengan orbit elips tertutup planet-planet seperti Bumi (biru), Mars (merah), dan Jupiter (hijau). Segmen abu-abu menunjukkan bagian lintasan di bawah bidang ekliptika. Panah arah gerak memperlihatkan vektor kecepatan sesaat terhadap Matahari, dan pada 3I/ATLAS panah tersebut hampir berlawanan arah rotasi planet, konsisten dengan inklinasi ~175° (retrograde). Titik kuning menandai Matahari, sedangkan tanda bulat berwarna menunjukkan posisi planet saat deteksi dan pendekatan terdekat masing-masing objek.

Sumber: Seligman, Darryl Z., et al. "Discovery and preliminary characterization of a third interstellar object: 3I/ATLAS." The Astrophysical Journal Letters 989.2 (2025): L36. 

Dapat dilihat pada gambar di atas bahwa magnitudo absolut (Hᴠ) 3I/ATLAS tampak relatif stabil terhadap jarak heliosentrik (r) selama fase pra-perihelion. Titik-titik hitam mewakili data hasil precovery dari Zwicky Transient Facility (ZTF) antara 22 Mei–18 Juni 2025, dengan garis putus-putus menunjukkan median Hᴠ dan garis titik-titik sebagai simpangan baku fotometrik.

Kategori :