BACA JUGA:Siap Digelar, 10 Calon Kuwu di Indramayu Deklarasi Pilwu Damai
Keberanian jiwa adalah kekuatan batin yang tidak gentar menghadpi dan tidak mudah ditaklukan oleh ancaman, rayuan, bujukan, atau gempuran. Keberanian berbuat disebut keberanian raga. Misalnya berkelahi, bertempur, menolong orang dalam bahaya.
Karakteristik pahlawan sejati masa kini adalah seorang yang memiliki keberanian, kebangsawanan hati, dan keteguhan jiwa. Ia berani bertindak karena benar. Ia selalu bersedia berkorban untuk kepentingan umum. Ia tidak mudah goyah ditengah godaan untuk menghimpun kekayaan dan kekuasaan bagi diri sendiri.
Jadi keberanian, gigih membela kebenaran, dan berjuang untuk kepentingan bersama merupakan karakteristik pahlawan masa kini. Karakteristik pahlawan yang sesungguhnya ini harus “dihadirkan dan diteladani” dalam hati nurani semua anak bangsa untuk terus bergerak melanjutkan perjuangan untuk mewujudkan Indonesia emas.
Meneladani jiwa juang pahlawanku.
Sutan Syahrir pernah menyatakan “Cuma ada satu jalan keluar bagi kita untuk menyelesaikan masalah kita, yaitu jiwa perjuangan kita”. Presiden RI I Bung Karno pernah berpesan, belajarlah dari sejarah agar tidak mengulang kesalahan yang sama di masa lalu dan berusahalah selalu untuk memperbaiki hal-hal yang belum baik.
BACA JUGA:Pemkab Majalengka Luncurkan 'Kampung SAE', Wilayah Ini Jadi Contoh
Semuanya diperlukan agar mampu melakukan introspeksi jalannya sejarah Indonesia secara obyektif. Belajar dari sejarah peristiwa 10 Nopember 1945, maka setiap anak bangsa diharapkan terus bergerak maju dan melanjutkan perjuangan dengan menghadirkan dalam hati nuraninya nilai nilai kepahlawanan untuk diteladani. Untuk menuju Indonesia emas setiap anak bangsa diharapkan:
Pertama, Dalam berjuang melandasi diri dengan semangat moral, tanpa memperhitungkan kepentingan masing-masing. Dengan semangat moral maka semua bentuk ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dan ketidak sempurnaan apapun dapat dihadapi dan diselesaikan dengan tuntas.
Kedua, Memegang teguh jiwa juang tanpa ragu kehilangan semua harta dan jiwanya.
Ketiga, Mengikat kemajemukan SARA dengan semangat solidaritas nasional dalam bangunan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
BACA JUGA:Viral di Kuningan, Bayar Rp100 Ribu Dijanjikan Kerja di Dapur MBG
Keempat, “Terus bergerak, Melanjutkan perjuangan” dengan meneladani dan membumikan nilai-nilai kepahlawanan kepada generasi muda, yang diwujudkan dalam tajam melihat dan memahami situasi dan kondisi nyata di lapangan.
Tajam melihat dan memahami perbagai problem. Membela negara dengan ikhlas dan merasa mempunyai tanggung jawab mengabdi kepada bangsa dan negara.
Menjadi generasi muda yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran. Mendarmabaktikan karya untuk mengisi kemerdekaan dalam bidang apapun sesuai keterampilan.
Siap memerangi korupsi, kemiskinan, kebodohan sampai kebobrokkan moralitas bangsa. Mengasah budi dan menajamkan hati untuk memfokuskan usaha menata masa depan bangsa dan negara.