BACA JUGA:Ramalan Shio Tikus 2026: Peluang Besar, Saatnya Menang dengan Kesabaran
BACA JUGA:Waspada! Tiga Siklon Tropis Kepung Indonesia, BMKG Sebut Ancaman Hujan Ekstrem
Pemkot Cirebon menawarkan relokasi di kawasan Pusat Grosir Cirebon (PGC). Namun sebagian pedagang menginginkan lokasi terbuka.
Sebagai alternatif, Pemkot menyiapkan lahan di belakang Terminal Harjamukti yang nantinya akan diatur secara teknis melalui paguyuban pedagang.
“Kami fasilitasi tempat dan pengangkutan. Pedagang di sini sudah ikonik, pelanggan pasti akan mengikuti. Kami juga siap membantu promosi agar lokasi baru cepat berkembang,” imbuhnya.
Di sisi lain, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk–Cisanggarung menegaskan bahwa penertiban ini merupakan bagian dari rencana besar penataan Sungai Sukalila secara menyeluruh, dari hulu hingga hilir.
BACA JUGA:Shio Tikus 2026 Diuji Energi Kuda Api: Tantangan Emosional, Karier Melonjak, Keuangan Wajib Waspada
Kepala BBWS Cimanuk–Cisanggarung, Dwi Agus Kuncoro, menjelaskan bahwa Sungai Sukalila merupakan satu sistem aliran utuh yang hulunya berasal dari Sungai Grenjeng dan mengalir melalui Kalitanjung, Cikadal, Cijarak, hingga Jalan Ampera, sebelum bermuara ke Laut Jawa.
“Karena satu sistem, penataan tidak bisa parsial. Harus dari hulu sampai hilir,” tegas Dwi.
Penertiban kali ini difokuskan pada sterilisasi sempadan sungai yang selama puluhan tahun ditempati bangunan liar, lapak pedagang, serta aktivitas yang tidak sesuai peruntukan ruang sungai.
Di lapangan, proses penertiban berlangsung relatif kondusif. Sejumlah pedagang membongkar lapaknya secara mandiri.
Di titik lain, ekskavator merobohkan bangunan yang tersisa. Perlahan, ruang bantaran sungai terbuka. Lebih lapang. Lebih terang.
Namun persoalan Sungai Sukalila bukan hanya soal fisik. Kawasan ini juga lama menyimpan stigma sosial sebagai lokasi mangkal pekerja seks komersial (PSK).
Aktivitas tersebut tumbuh seiring maraknya bangunan liar, minimnya penerangan, dan lemahnya pengawasan.
Penertiban yang dilakukan saat ini dinilai menjadi langkah awal menghapus citra tersebut. Lapak dibongkar, bangunan liar diratakan, ruang gelap terbuka, dan akses visual menjadi lebih jelas.
BBWS menilai, rencana penataan Sungai Sukalila sebagai kawasan pedestrian dan taman sungai akan mengubah wajah kawasan secara menyeluruh, baik secara fisik maupun sosial.