Keluarga Korban Cium Kejanggalan

Sabtu 14-06-2014,10:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

*Ragu Motif Harta, Desak Kepolisian Ungkap Aktor Intelektual selain 3 Pelaku CIREBON – Pengakuan pelaku yang membunuh Elza Natalia (36) hanya karena motif harta, diragukan pihak keluarga. Pasalnya, jika benar pembunuhan itu karena alasan terdesak kebutuhan ekonomi, maka tidak mungkin perhiasan seperti cincin, kalung dan anting masih dipakai saat korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. “Kalau alasannya harta, tidak mungkin dong tidak dikuras habis. Elza hanya kehilangan satu cincin yang sudah dijual pelaku,’’ tegas Rebecca Almarila (54), tante korban saat ditemui Radar, kemarin. Rebecca membeberkan, beberapa hari sebelum kematian korban, dia pernah berkomunikasi dengan Elza yang mengaku sedang dekat dengan seorang pengacara yang tinggal di Jakarta. “Yang saya tahu, terakhir dia (Elza, red) sedang dekat dengan pengacara yang berdomisili di Jakarta. Nah saat kejadian, yang bersangkutan sedang ada di Cirebon,’’ imbuhnya. Dia pun mempertanyakan sang penjaga kos di TKP eksekusi yang saat itu melihat aktivitas pelaku dan tidak melaporkan kejadian tersebut minimal kepada RT atau RW. “Polisi harus periksa dia (penjaga kos, red). Elza itu sempat berteriak dan ia pun dengar, tapi tidak melakukan apa-apa. Ada apa ini?’’ bebernya. Wanita yang terlihat tegar tersebut membeberkan cerita saat penggerebekan dua pelaku di kamar kos di Simega I Desa Kertawinangun. Saat itu, lanjutnya, ketika digedor, pintu kamar kos tersebut tidak kunjung dibuka. Setelah polisi mengancam akan mendobrak, pintu dibuka oleh LS yang masih dalam kondisi bugil dan AL yang bersembunyi dalam toilet kamarnya. “Pelaku ini arah jalan pikirannya saya juga tidak habis piker. Kok bisa setelah membunuh, malah pergi ke supermarket dan membeli sepatu,’’ ujarnya sembari mengatakan, keduanya sempat menciptakan pelaku fiktif dengan nama Andri yang mendalangi kasus tersebut. Oleh karena itu, segala penjelasan yang disampaikan pelaku saat ekspos dan gelar perkara di Mako Polres Cirebon Kota, menurutnya berisi kebohongan. Tak hanya sampai di situ, AL, LS dan LC yang mengaku tidak menyakiti Timothy (anak korban), namun bisa dilihat sendiri, masih nampak bekas cakaran di sisi mata sebelah kiri dan beberapa luka lebam dan lecet di tubuh kecil Timothy. Korban setelah diikat dan wajahnya ditutup dengan pakaian, ditaruh di atas bagian tanggul sungai yang posisinya dekat dengan sawah, kemudian ditendang dan menggelinding ke bawah oleh salah satu pelaku. Setelah itu, langsung ditinggalkan begitu saja dengan harapan korban jatuh ke kali dan tewas. Dalam melancarkan aksinya, tambah Rebecca, diketahui pelaku merupakan seorang apoteker dan bekerja di sebuah puskesmas di Kota Cirebon, sehingga mengetahui obat-obatan untuk membius Timothy. “Ini sudah kuasa Tuhan. Sebuah skenario yang sudah dirancang begitu nyaris sempurna, bisa berantakan karena Timothy selamat dan akhirnya jadi tokoh utama yang mengungkap kasus pembunuhan keji ini,’’ ucapnya. Lebih jauh Rebecca meminta pihak kepolisian untuk tidak cepat puas dan terus mengembangkan kasus tersebut, sehingga pihak keluarga korban bisa mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya. Menurutnya, keyakinan adanya aktor intelektual atau pemain di belakang layar sangat besar kemungkinannya jika melihat bukti-bukti di lapangan. Pada kesempatan itu, Rebecca juga menyampaikan, pihaknya akan membawa anak korban, Timothy ke Jakarta untuk menghilangkan trauma akibat kejadian tersebut. Elza yang memang dekat sekali dengannya setelah kedua orang tuanya meninggal dunia, khawatir membiarkan Timothy diasuh oleh ayahnya. Dia takut Timothy kurang mendapatkan kasih sayang karena sang ayah sudah menikah lagi dan mempunyai beberapa anak dari istri barunya. “Kita bawa ke Jakarta dan akan tinggal di sana. Kalau di Cirebon, takut proses penyembuhan traumanya berlangsung lama,’’ paparnya. Terpisah, Kapolres Cirebon Kota AKBP H Dani Kustoni SH SIK MHum melalui Kasat Reskrim AKP Hidayatullah SIK mengatakan, pihaknya masih memeriksa ketiga pelaku secara intensif. Pihaknya juga akan mendatangkan ahli kejiwaan untuk memeriksa kondisi kejiwaan pelaku yang selama pemeriksaan tidak sedikit pun menampakkan raut penyesalan. Polisi masih mendalami dugaan dan kemungkinan motif selain ingin menguasai harta benda korban. “Pelaku ini mantan penyiar radio, jadi kemampuan spelling-nya di atas rata-rata. Kita masih dalami setiap kemungkinan yang ada,” katanya. Sementara itu, selesai diotopsi di RS Bhayangkara, jenazah Elza Natalia (36) diserahkan kepolisian kepada pihak keluarga Kamis (12/6), dan selanjutnya disemayamkan di rumah duka Pasar Talang. Rencananya, jenazah Elza akan dikebumikan pada Minggu (15/6) di TPU Sasono Mulyo Penggung. Dari pantauan Radar di rumah duka, tampak keluarga besar berkumpul menunggu jenazah Elza. Timothy korban selamat insiden tersebut juga terlihat bersama pamannya. Jenazah akan disemayamkan selama dua hari di rumah duka untuk memberi kesempatan pada rekan dan keluarga yang akan memberikan penghormatan terakhir. (dri)

Tags :
Kategori :

Terkait