Dolar Naik Pengaruhi Bisnis Impor

Kamis 16-10-2014,09:19 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

CIREBON - Melemahnya mata uang rupiah terhadap dolar belakangan ini yang menembus Rp12 ribu, berpengaruh pada pelaku bisnis khususnya produk impor. Parahyangan Computer misalnya yang terkena imbas fluktuasi kurs dolar. “Ya ada imbasnya terutama laptop yang langsung impor. Antisipasi ada cuma nggak terlalu besar,” ucap Pemilik Parahyangan Computer, Thomas Saputra. Thomas menyebutkan merek laptop impor di antaranya Asus, Toshiba, Sony dan HP. Semuanya memang memgalami kenaikan antara Rp50-Rp100 ribu tergantung kondisi dolar setiap harinya. Khusus produk Asus pihaknya sangat terbantu dengan Parahyangan sebagai diler resmi Asus, sehingga ada potongan harga langsung dari pusat. “Kalau untuk Asus harga kami masih aman, karena ada potongan sehingga harga kami masih lebih murah dari harga Asus nasional. Untuk merek lain kami lebih bermain promo untuk konsumen,” ujar dia pada Radar, Rabu (15/10). Sejauh ini strategi yang dijalankan untuk mempertahankan harga agar tetap logis sampai ke konsumen. Pihaknya juga terbantu dengan upaya tiap vendor yang gencar memberikan promo saat kondisi dolar naik. Selain itu membatasi alokasi ketiap toko hingga 50 persen. Selain itu dari sisi internal pihaknya menghindari pengendapan stok yang berkepanjangan. Thomas lebih memilih membatasi stok mengingat produksi tipe baru terbilang cepat. Pengendapan stok dilakukan, sambungnya, karena harga yang berubah akan sangat terasa oleh konsumen jika membeli tipe lama. Beda halnya dengan menawarkan produk baru dengan harga yang sedikit tinggi sebab, masih wajar jika tipe terbaru harganya berbeda. “Kalau ada konsumen datang lalu kita tawarkan tipe baru dengan harga terkini nggak terlalu terasa. Tapi sekarang hampir setiap menawarkan tipe baru masyarakat pasti mau dibanding tipe lama,” jelasnya. Sementara itu, Head Store Informa Furnishings Cirebon, Sony Setiawan mengungkapkan kondisi serupa. Ada imbas namun tak terlalu siginifikan, karena pihaknya sudah menaikkan harga saat momen kenaikan dolar di pertengahan tahun. Hasilnya kini saat dolar kembali menguat Informa tak banyak menaikkan harga produk yang sebagian besar merupakan hasil impor yang sangat bergantung pada kurs dolar. “Tentunya kami ada promo, turun harga yang bisa menutup sedikit kondisi ini. Tak lupa juga melihat marginnya,”imbuhnya. (tta)  

Tags :
Kategori :

Terkait