Peran Staf Kepresidenan Rawan Tumpang Tindih

Jumat 02-01-2015,09:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

JAKARTA - Terbentuknya lembaga baru staf kepresidenan yang diketuai Luhut Panjaitan dua hari lalu mendapat sorotan dari mantan Mensesneg Yusril Ihza Mahendra. Menurut dia, keberadaan kepala staf (kastaf) kepresidenan berpotensi bertabrakan peran dan tanggung jawab dengan lembaga resmi lain. “Mestinya tidak perlu, mensesneg (menteri sekretaris negara, Red) itulah kepala staf kepresidenan,” kata Yusril saat dihubungi kemarin. Dia menilai keberadaan sekretaris kabinet (sekkab) dan mensesneg selama ini sudah berpotensi bertabrakan. Yaitu, terjadi sejak era Presiden Soeharto hingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Sejak zaman Sudharmono sama Moerdiono sampai zaman saya dengan Sudi Silalahi. Nah, dengan keberadaan staf kepresidenan, potensi tabrakan kini jadi segi tiga,” imbuhnya. Potensi tabrakan segi tiga itu tentu adalah antara sekneg, sekkab, dan kastaf kepresidenan. Yusril menambahkan, presiden sesungguhnya hanya memerlukan seorang menteri sekretaris negara yang kuat ketika mem-back up dirinya. “Yakinlah makin sederhana organisasinya, itu makin bagus,” imbuhnya. Seperti diberitakan sebelum­nya, Luhut yang merupakan salah seorang pendukung utama Joko Widodo (Jokowi) saat perebutan kursi RI 1 pada pilpres lalu akhirnya masuk jajaran pemerintahan. Mantan petinggi TNI AD itu menduduki pos baru sebagai kepala staf kepresidenan, jabatan setingkat menteri. Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto mengatakan, beberapa tugas yang akan diemban Luhut adalah memberikan informasi strategis kepada presiden, membantu merancang komunikasi politik antarlembaga dan ke publik, serta memastikan koordinasi antar kementerian. (dyn/c7/fat)

Tags :
Kategori :

Terkait