Kuningan Peringkat Empat dari Bawah se-Jawa Barat KUNINGAN – Jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Kuningan bertambah tujuh orang. Total, sebanyak 205 orang menderita penyakit yang salah satu penularannya lewat hubungan seks bebas tersebut. Akhirnya, apa yang ditakutkan warga selama ini terbukti juga. Data dari Dinas Kesehatan Kuningan, hingga bulan Desember 2014, total penderita HIV/AIDS meningkat dari 198 menjadi 205 orang. “Semula ada 198 penderita di bulan November. Dari tujuh orang itu, satu orang meninggal dunia. Dia adalah waria yang berasal dari wilayah Kuningan Utara,” kata Kasi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinkes Kuningan, Dedik Purnama ketika berbincang dengan Ketua DPRD Kuningan, Rana Suparman di sela peresmian Rumah Rampak Polah yang merupakan rumah singgah penderita HIV/AIDS, kemarin (14/1). Dedik menerangkan, dari tujuh penderita tambahan, enam di antaranya orang dewasa yang tertular karena bekerja di lingkungan rawan terinvekis virus tersebut, terutama sebagai pekerja seks komersil. Pihak Dinkes berharap, enam orang itu bisa melakukan pengobatan secara rutin sehingga perkembangan virus tidak menyebar. Sebab, virus yang menyerang kekebalan tubuh itu hingga saat ini belum ada obatnya. Imbasnya, seumur hidupunya harus terus mengkonsumsi obat. Diterangkan dia, sejak tahun 2013 hingga 2014, total 28 orang penderita meninggal, atau total sejak tahun 2004 ada 82 orang meninggal dunia. Lalu, saat ini ada 49 ODHA (Orang Dengan HIV AIDS) yang rutin melakukan pengobatan di 11 tempat yang disediakan, yakni sembilan puskesmas dan dua rumah sakit. Kemudian, ada 74 orang penderita yang hingga saat ini enggan mengikuti pengobatan. Jumlah tersebut sebagian besar masih ada di Kuningan dan bekerja sebagai PSK. “Yang 74 penderita itu bisa dibilang liar. Mereka lah yang selama ini dikhawatirkan bisa menyebarkan virus karena keberadaannya tidak terdekteksi. Padahal, pengobtan yang diberikan adalah gratis, tinggal datang saja ke dinas,” ucap Dedik. Sementara itu, Adang Sumbada, yang menggagas terbentuknya Rumah Rampah Polah menyebut, jumlah penambahan penderita HIV/AIDS adalah jumlah yang mau mengikuti Voluntary Counseling Test (VCT). Sebab, sebagai contoh, dari jumlah yang mengikuti VCT sebanyak 6.500 orang, ternyata positif 68 orang. Dikatakannya, kalau mengacau pada jumlah penduduk 1,2 juta jiwa, minimal setengahnya melakukan VCT dan ada kemungkinan penderita terdeteksi lebih bannyak. Dengan jumlah 205 ini, bukan jumlah yang pasti namun masih dugaan berdasarkan hasil VCT. “Andai semua sadar mau mengikuti VCT dan ketika ternyata positif mereka mau berobat, maka jumlah penderita bisa ditekan. Jumlah yang terus bertambah suatu hal yang memprihatikan,” sebutnya. Sementara itu, untuk di Jawa Barat, Kuningan menempati peringkat empat terbawah dalam jumlah penderita HIV/AIDS. Adapun rinciannya adalah Kuningan, Majalengka, Banjar dan Bandung Barat berada paling buncit. Dari jumlah 205 penderita, 11 orang di antarnya adalah anak-anak dan 23 orang adalah ibu rumah tangga yang tertular dari suaminya. Sementara sisanya adalah para waria, PSK, dan pencadu narkoba. (mus)
Penderita AIDS Bertambah 7 Orang
Kamis 15-01-2015,09:00 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :