JAKARTA- Australia terus berupaya menyelamatkan dua warga negaranya dari eksekusi mati di Indonesia. Yang terbaru, Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengusulkan pertukaran atau barter narapidana Indonesia di Australia dengan duo Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Namun, usul itu ditolak mentah-mentah oleh pemerintah Indonesia. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, Indonesia berkomitmen untuk menjaga hubungan baik dengan Australia. Namun, kedua belah pihak harus menghormati kedaulatan hukum dan kedaulatan politik masing-masing negara, termasuk keputusan Indonesia untuk mengeksekusi terpidana kasus narkoba. “Jadi tidak ada (barter narapidana),”ujarnya usai perayaan Cap Go Meh di Bogor kemarin (5/3). Sementara itu, jelang eksekusi mati terpindana narkoba jilid II, dermaga Wijayapura Nusakambangan ramai kunjungan. Tidak hanya warga sekitar yang penasaran, namun kemarin (6/3) keluarga dan pengacara dari terpidana mati juga datang berkunjung. Namun, sayangnya pihak lapas menolak kedatangan tamu. Pasalnya semua terpidana mati sudah berada di ruang isolasi di Lapas Besi. Salah satu yang berkunjung adalah sepupu Rodrigo Gularte, yakni Angelita Aparecida Muxfeldt. Dengan mencarter mobil dia datang ke dermaga didampingi oleh konsuler kedutaan besar Brasil Leonardo Carvalho. Setelah sampai di dermaga, keduanya langsung berjalan menuju pos penjagaan Wijayapura. Alih-alih diperbolehkan masuk, petugas tidak memperbolehkan mereka menyeberang ke Pulau Nusakambangan. Ketika keluar mereka enggan diwawancarai. Selain itu, keluarga terpidana mati Serge Arezki Atlaoui juga mendatangi dermaga. Mereka terdiri dari istri serge, Sabine Megel Atlaoui, Yasen Areski Atlaoui, Samia Nathalie Atlaoui, Mohamed Arezki Atlaoui, Samia Ans Eliane Atlaoui, dan Alexandre Ferdinand Megel. Tanpa ada pernyataan, mereka segera berjalan menuju Pos Penjagaan Dermaga Wijayapura. Tak berselang lama, rombongan keluarga angkat Andrew Chan juga terlihat mendatangi Dermaga Wijayapura. Salah seorang anggota rombongan itu, Nicholas Alexander mengatakan mereka datang bersama Pastor Daniel Alexander yang merupakan bapak angkat Andrew Chan. “Pastor ingin mengobrol untuk terkahir kalinya,” jelasnya. Terpisah, persiapan terus dilakukan. Tidak hanya pengamanan yang diperketat, peti mati juga sudah disiapkan. Jumlahnya 12 peti dan siap dikirim ke lapas. Hal itu disampaikan oleh petugas yang selama ini menyediakan peti mati untuk terpidana mati, Suhendro Putro. Berdasarkan pengalaman eksekusi mati pertama lalu, Suhendro menjelaskan bahwa Polres Cilacap yang bertugas memesan peti mati. Peti-peti itu dipesan tiga hari menjelang eksekusi. “Biasanya tiga hari menjelang eksekusi. Namun kalau eksekusi kali ini belum tahu,” ujarnya. Pengurus GKJ Cilacap itu menyatakan, ketika sudah dipesan, nantinya petugas Polres Cilacap langsung yang mengambil pada H-1. Setelah itu, peti mati itu dibawa ke lapas untuk dicek kondisinya. (jpnn)
Tidak Ada Barter, Peti Mati Sudah Siap
Jumat 06-03-2015,09:19 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :