Presiden Puji Kontribusi Muhammadiyah

Selasa 04-08-2015,09:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

MAKASSAR - Cuaca terik Kota Makassar menjadi saksi dibukanya muktamar ke-47 Muhammadiyah dan Aisyiyah, sekaligus peringatan 100 tahun Aisyiyah, kemarin (3/8). Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Jokowi hadir langsung di lapangan Karebosi di jantung Kota Makassar untuk menyaksikan perhelatan akbar lima tahunan Muhammadiyah itu. Sebagaimana muktamar NU, Jokowi juga memuji Muhammadiyah setinggi langit. Muhammadiyah dinilai mampu berbagi peran dengan NU dalam tanggung jawab membina lebih dari 200 juta umat Islam di Indonesia. Khususnya, dalam hal mendidik generasi bangsa agar mampu mengikuti kemajuan zaman. Jokowi menuturkan, peran aktif Muhammadiyah dalam mencerdaskan bangsa telah dimulai sejak KH Ahmad Dahlan mendirikan organisasi tersebut. Muhammadiyah, tutur Jokowi, sudah lama dikenal sebagai organisasi yang kaya gagasan dan kreativitas. Tidak heran, amal usaha Muhammadiyah menyebar luas di berbagai kota dan desa. Jokowi menyinggung besarnya kontribusi Muhammadiyah kepada negara. “Bayangkan, jutaan bayi anak bangsa ini telah lahir di RS PKU Muhammadiyah, atau klinik bersalin Aisyiyah. Berapa juta orang yang menyelesaikan pendidikan di sekolah-sekolah Muhammadiyah,” ujar Jokowi dalam pidatonya. Kontribusi itu belum termasuk panti-panti asuhan, koperasi, baitul mal, dan sejumlah bidang usaha lainnya yang memang bermanfaat bagi masyarakat. Karena itu, Jokowi menyatakan menaruh hormat dan berterima kasih atas kontribusi yang besar itu. Jokowi juga mengapresiasi arah Muktamar yang bertemakan Gerakan Pence­rahan Menuju Indonesia Berke­ma­juan. Dengan tema tersebut, arah dakwah Muhammadiyah sudah bisa diterka, yakni memajukan bangsa lewat pendidikan. “Insya Allah, dengan kemajuan, Muhammadiyah dan Aisyiyah mampu mengukuhkan peranannya sebagi motor kemajuan bangsa,” lanjut politikus PDIP itu. Secara khusus, Jokowi meminta perjuangan lewat jalur pendidikan yang dilakukan Muhammadiyah harus berlanjut secara konsisten. Sebab, Indonesia masih dilanda ketimpangan di berbagai sektor. Dalam beberapa hal, Indonesia juga masih ketinggalan zaman. Salah satunya dapat dilihat dari masih banyaknya tindak kejahatan yang terjadi. Muhammadiyah juga diminta menjaga marwah Islam sebagai agama Rahmatan lil Alamin. Indonesia harus menjadi contoh dalam membangun masyarakat yang hidup dalam kedamaian. Karena itu, dia mengajak warga Muhammadiyah untuk mengelola perdamaian sosial dan kebhinekaan sebagai wujud rahmat Islam. Jokowi hanya hadir sebagai tamu kehormatan. Mengenakan setelan jas lengkap, dia didampingi Iriana yang kemarin tampil manis mengenakan pakaian gamis putih dan jilbab yang dipadu kerudung batik warna kelabu. Sementara, muktamar dibuka oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noorjannah Djohantini dengan menabuh gendang tradisional Makassar. Selain Presiden, sejumlah pejabat negara juga hadir dalam perhelatan tersebut. Di deretan kursi VVIP, tampak Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Ketua MPR yang juga Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua DPD Irman Gusman, hingga Mendikbud Anies Baswedan. Tampak pula Ketua Umum PArtai Golkar kubu Munas Jakarta Agung Laksono. Di arena ring 1, sekitar 6.000 muktamirin dari Muham­madiyah dan Aisyiyah mema­dati tenda dan kursi yang telah disediakan. Sementara, ribuan penggembira dari berbagai pelosok nusantara berjubel di ring dua. “Kami kedatangan sekitar 300 ribu penggembira,” ucap Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dalam pidato selamat datangnya. Para penggembira itu diberi akses berupa layar lebar untuk menyaksikan jalannya pembukaan karena tidak bisa masuk ke ring satu. (byu)

Tags :
Kategori :

Terkait