KEJAKSAN - Mewujudkan rencana angkot gratis bagi pelajar di Kota Cirebon tidak mudah. Selain perlu konsep matang dan jelas, anggaran menjadi faktor lainnya. Untuk itu, Sekretaris Daerah Kota Cirebon Drs Asep Dedi MSi akan memanggil SKPD terkait rencana angkot gratis untuk diskusi bersama. Selain itu, Dinas Perhubungan Informatika dan Komunikasi (Dishubinkom) diminta untuk memaparkan hasil kajian sebagai bahan pertimbangan. Wacana angkot gratis menjadi satu hal yang dinantikan bagi seluruh pelajar. Tidak hanya mereka, seluruh masyarakat ingin mengetahui keseriusan dari kebijakan tersebut. Karena itu, Sekda Asep Dedi meminta SKPD terkait seperti Dishubinkom, Dinas Pendidikan (Disdik) dan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (DPPKAD), untuk duduk bersama dalam forum resmi. “Saya akan kumpulkan mereka secepatnya. Ini harus ada kajian dulu,” ujarnya kepada Radar, Senin (31/8). Proses menuju kebijakan resmi pemerintah, ujar pria berkacamata ini, tidak dapat langsung dilakukan tanpa ada studi kelayakan dan kajian matang. Bahkan, Asep Dedi menegaskan, sebuah kebijakan tidak akan bisa lahir dan berkembang menjadi baik tanpa ada kajian yang komprehensif dan jelas. Pasalnya, setiap kebijakan dari pemerintah menyangkut hajat hidup masyarakat dan pihak lain. Khususnya dalam rencana angkot gratis ini, pihak yang merasakan kebijakan langsung antara lain Organda dan pengusaha angkot. “Rencana angkot gratis bagus. Anak sekolah lebih tertib dan meminimalisasi penggunaan motor,” tukasnya. Dalam waktu dekat, Asep Dedi akan memanggil Dishubinkom selaku penanggung jawab rencana angkot gratis dan meminta laporannya. Terpenting sudah ada kajian, Asep Dedi akan mengkoordinasikan pembahasan lintas SKPD. Sementara itu, terkait penganggaran tidak menjadi persoalan. “Jelas saja dulu konsepnya. Uang ditaruh di mana? Seperti apa skema trayeknya? Segera akan saya panggil (Dishubinkom) untuk menjelaskan semua itu,” ujarnya. Untuk anggaran APBD murni tahun 2016, sepanjang kajian sudah ada dapat dimasukan. Ketua DPRD Kota Cirebon Edi Suripno SIP MSi mengatakan, untuk rencana angkot gratis, harus ada pematangan aturan dan prosedur. Sehingga langkah selanjutnya jelas dan tersistematis. Selain itu, Edi meminta pihak terkait di eksekutif untuk mengkonsultasikan dengan lembaga yang berhubungan dengan angkot gratis itu. Baik di tingkat provinsi maupun kementerian di pusat. “Studi banding ke daerah yang telah menerapkan kebijakan angkot gratis. Dari situ akan mudah dibaca akan seperti apa langkah selanjutnya,” ujarnya kepada Radar, Senin (31/8). Pada prinsipnya, kata Edi, DPRD Kota Cirebon mendukung dan menyetujui rencana angkot gratis tersebut. Meskipun nampak sulit, namun dia memberikan semangat agar SKPD terkait dan Pemerintah Kota Cirebon tidak kehilangan ide. “Jangan takut gagal. Perubahan menuju kebaikan suatu keharusan. Terpenting semangat,” ucapnya. Sepanjang aturan memungkinkan dan anggaran memadai, secara bertahap rencana angkot gratis ini dapat diwujudkan untuk seluruh siswa Kota Cirebon. Penganggaran dapat dilakukan mulai dari APBD Perubahan tahun 2016. Edi Suripno menyampaikan, seorang pemimpin tidak boleh hanya sekadar berwacana. Perlu inovasi dan kreativitas. Karena dua hal itu menjadi pembeda. Tidak cukup sampai di situ, dia mengatakan, menjadi seorang pemimpin dibutuhkan managerial atau pengelolaan manajemen yang baik. Termasuk di dalamnya kemampuan intelektual. “Pemimpin itu perlu kepercayaan. Itu legitimasi politik. Tanpa kepercayaan, pemimpin seperti ini dapat disebut gagal,” ucapnya. (ysf)
Sekda Segera Pertemukan Dishub, Disdik dan DPPKAD
Selasa 01-09-2015,17:19 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :