Jelang Final Piala Presiden, Mobil Leter D Jadi Sasaran, Polda Tindak Tegas Perusuh JAKARTA - Keputusan berani dan penuh resiko telah diambil oleh Polda Metro Jaya. Itu dengan memberikan izin pertandingan laga final turnamen Piala Presiden berlangsung di Stadion Gelora Utama Bung Karno, Senayan-Jakarta. Ya, laga yang mempertemukan Persib Bandung dan Sriwijaya FC malam nanti itu akan melibatkan masa dalam jumlah super besar. Betapa tidak, kepada Polda Metro Jaya, pihak Bobotoh “julukan suporter Persib” sendiri sudah konfrimasi bahwa mereka akan melakukan tret-tet-tet dari Bandung menuju Jakarta dengan jumlah super, 1.000 bus. “Itu belum terhitung yang berangkat menggunakan kendaraan pribadi. Kami perkirakan ada 100 ribu suporter yang masuk Jakarta,” kata Umuh Muchtar, manajer Persib. Padahal, semua orang juga tahu, selama ini hubungan Bobotoh dengan The Jakmania “julukan suporter Persija” tidak harmonis. Problemnya, laga tersebut berlangsung di Jakarta, yang tidak lain adalah teritorial The Jakmania. Nah, bila pihak keamanan lengah, maka sudah pasti ancaman kerusuhan suporter di Jakarta mendekat. Kondisi tersebut membuat pihak Polda Jaya tidak mau mengambil resiko dengan keputusan mereka yang telah memberikan izin laga final berlangsung di Jakarta. Konsekuensinya, korps baju cokelat ini langsung menerapkan Siaga Satu untuk seluruh kawasan Jakarta mulai kemarin hingga hari ini. Selain itu, pengawalan ketat juga akan dilakukan kepada konvoi Bobotoh pada hari ini. Hasani Abdulgani, CEO Mahaka Sports and Entertainment selaku promotor turnamen mengatakan, pihak Polda Metro Jaya sudah siap memberikan pengawalan ekstra ketat kepada Bobotoh sejak keberangkatan hingga kembalinya mereka ke Bandung. “Tapi, semua bus akan digiring ke Polda Metro Jaya sebelum ke Stadion,” kata Hasani. Nah, selama di Polda Metro Jaya tersebut, seluruh Bobotoh akan diswiping secara ketat untuk mecegah adanya suporter yang membawa senjata api, senjata tajam, minuman keras dan flare. “Untuk standar keamanan, kami sudah mempercayakan semuanya kepada pihak Polda. Mereka lebih tahu apa yang harus dilakukan,” tegasnya. Ya, hanya untuk menyukseskan laga final tersebut, pihak Polda Jaya harus mengerahkan kekuatan cukup besar, 40.000 ribu personil mereka, itu belum ditambah dengan 2 ribu tambahan pasukan keamanan dari Kodam Jaya dan Kostrad. Rinciannya, 10 ribu personil akan ditempatkan di sekitar Stadion Gelora Bung Karno, sementara sisanya berjaga-jaga di setiap sudut Ibukota. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombespol Mohammad Iqbal mengatakan, sebanyak 10 ribu personil disiagakan. Diperikrakan sebanyak 60 ribu sampai 70 ribu suporter masuk ke GBK. Semua persiapan pengamanan telah dilakukan. Kemarin dilakukan geladi bersih di GBK. Kapolda Metro Jaya Irjenpol Tito Karnavian memimpin langsung. Salah satunya teknis pengamanan dua tim yang bertanding. Untuk Persib Bandung pengamanan di Hotel Century Senayan sedangkan Sriwijaya FC di Hotel Bidakara/Le Meridien. Polisi menyiapkan kendaaraan patwal dan Barracuda untuk mengamankannya. Sebanyak 56 personel disiagakan. Pengamanan ring satu meliputi dalam GBK di VIP Barat dan Timur ada 2.598 personel. Sementara untuk kategori ring II di area pintu masuk ke tribun mendapat penjagaan 445 personel. Sedangkan di lokasi ring III yang mencakup wilayah ring road dengan kekuatan 1.204 personil, dan ring IV di luar kawasan GBK jumlah petugas yang disiagakan sebanyak 1.450 personel. “Dengan kekuatan seketat itu, kami jamin semua penonton sudah steril sebelum masuk ke wilayah stadion,” kata M Iqbal. Dia lantas menjelaskan, khusus untuk suporter dari Persib, polisi sudah melakukan rekayasa pengamanan. Paling tidak ada empat jalur. Yakni pengamanan di sejumlah stasiun kereta api, jalur Kalimalang, tol Cikampek, dan tol Jagorawi. Masing-masing pengamanan dilakukan dari Polres Metro Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Depok, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan. Para suporter selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan. Mobil langsung masuk halaman Polda Metro Jaya untuk diperiksa. Meliputi sajam, senpi, kembang api, mercon, laser, bom molotov, miras, panah, batu, air keras, dan bahan berbahaya lainnya. \"Yang kedapatan membawa barang yang dilarang akan ditindak. Setelah clear baru kami arahkan ke stadion GBK,\" kata mantan Kapolres Sidoarjo itu. Dalam perkembangan yang sama, telah terjadi sejumlah insiden di Jakarta, sejak kemarin (17/10). Kasubdityaksa Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Ipung Purnomo mengatakan, sedikitnya ada lima bus berplat D jadi sasaran pelemparan batu selama dini hari kemarin. Kendaraan yang menjadi korban tersebut, di antaranya adalah Bus Surya Putera yang dirusak kelompok remaja saat melintas di Jalan Asia Afrika, Jakarta Pusat. Selain itu, satu bus Wanaraja juga mengalami perusakan di dekat perempatan Kuningan, Jakarta Selatan. Belum cukup di situ, bus Pariwisata asal Bandung yang melewati Tol Kebon Jeruk, juga dihantam batu oleh sekelompok orang tak dikenal. Lainnya Bus Damri rute Bandara Soekarno Hatta-Slipi-Blok M mengalami nasib sama. “Saat ini kasusnya sudah berada di tangan subdit ranmor,” kata Ipung. Sampai siang kemarin ada tiga mobil yang masih terparkir di hamalan Mapolda Metro Jaya. Salah satunya bus Primajasa jurusan Bandung-Bandara Soetta. Sopir bus, Dodon (45) mengatakan, mobil saat itu mengarah ke bandara sekitar jam 01.30. Tiba-tiba terdengar suara hantaman batu dari sebelah kiri. Tiga kaca jendela pecah. Tampak ceceran darah kering masih terdapat di dalam bus nopol B 7827 ZX. Menurut Dodon, dari 17 penumpang satu orang mengalami luka di bagian pelipis. Namun, korban yang mendapat perawatan di klinik bandara tetap bisa melanjutkan penerbangan. “Mobil tetap saya bawa ke bandara meski dalam kondisi kaca pecah. Dari pada tambah hancur. Paginya saya baru ke polda bikin laporan,” kata Dodon. Dua mobil lainnya dalam keadaan pecah kaca depannya. Yakni Jeep nopol D 1297 VV.Mobil tersebut dirusak saat parkir di Senayan. Satunya mobil jenis Avanza B 1899 BOC yang hancur bagian depannya. Kasubaghumas Polda Metro Jaya Kompol Aswin mengatakan, polisi telah 10 orang simpatisan The Jak. Mereka adalah R (17), B (18), ES (18), AFC (18), AKD (19), A (19), AM (20), AS (25) dan AM (29). Tidak ada senjata tajam dari tangan mereka saat ditangkap di sekitar kawasan Pancoran sekitar pukul 02.00. Tepatnya di depan Menara Hijau. Tetapi puluhan lainnya berhasil kabur. Ternyata, mereka itu sudah janjian untuk menghadang. Di antara mereka juga mengaku tidak saling kenal. Jadi, berasal dari Jaktim, Jakpus, Jakbar juga. \"Mereka terprovokasi dari media sosial,\" kata Aswin. Pemeriksaan masih berlangsung. Belum ada keterangan ditahan atau seperti apa. Polisi masih mendalami siapa yang menjadi provokator penggeraknya. ADA UDANG DI BALIK BATU Sementara itu, laga final Piala Presiden yang akan digelar di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) hari ini, membuat sebagian orang bertanya-tanya, kenapa partai puncak penuh gengsi antara Sriwijaya dan Persib Bandung terkesan dipaksakan di Jakarta. Padahal menurut Ketua Harmoni Institut, Syarif Hidayatullah, tensi emosi dua supporter bertetangga The Jakmania dari Persija Jakarta dan Bobotoh Perib Bandung seakan tidak pernah padam. \"Kami mencium ada kesan final piala presiden ini dipaksakan,\" tutur Syarif di Jakarta, Sabtu (17/10). Kata Syarif, sepanjang sejarah liga sepakbola Indonesia, dua tifosi ini tak pernah akur. \"Kita tahu bersama kedua tim ini tidak akur dan selalu ribut saat dipertemukan. Dan sekali lagi kenapa harus di GBK?\" tanya Syarif. Dia menduga, jangan-jangan sengaja momentum Piala Presiden sekadar alat pengalihan isu terkait satu tahun Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, PHK masal, perpanjangan kontrak Freeport, kabut asap dan utang luar negeri. \"Saya rasa ini hanya sebagai pengalihan isu saja. dan merekapun berhasil, serta mereka juga mau dijadikan alat untuk pengalihan isu,\" sebutnya. (dik/yuz/day/jpg)
Ibukota Mencekam
Minggu 18-10-2015,14:16 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :