Komunikasi di Keluarga Penting

Selasa 15-12-2015,20:26 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

PSIKOLOG Felisia Rahmantika MPSi mengatakan, salah satu pemicu gangguan kejiwaan adalah perasaan sendirian dalam menghadapi problematika kehidupan. \"Berbagai masalah ini menyebabkan jiwa rapuh dan merasa sendiri dalam menghadapi problematika kehidupan,\" katanya. Apalagi, kata Felisia, pribadi seseorang yang cenderung tertutup dan individual, membuat makin merasa sendirian dan merasa tidak ada orang lain untuk diajak berbagi menghadapi permasalahan. Ia mengingatkan, pola komunikasi dalam keluarga menjadi kuncinya. Sehingga kehangatan dalam keluarga menjadi penting dan tidak boleh terabaikan. \"Keluarga bisa mengasah kepekaaan jika ada anggota keluarga yang mulai menunjukkan gejala-gejala, seperti susah tidur, enggan berkumpul, mudah tersinggung, dan terkesan menjauhkan diri,\" tambahnya. Menurut dia, gejala-gejala stres semacam itu harus dikenali untuk segera dilakukan penanganan, dengan mengajak yang bersangkutan untuk berkomunikasi agar tidak merasa sendirian. \"Di tengah kesibukan orang tua dalam bekerja dan tugas anak-anak untuk bersekolah, sebaiknya tetap luangkan waktu untuk berinteraksi dalam keluarga, agar tercipta kehangatan dan kasih sayang,\" tuturnya. Untuk gangguan kejiwaan yang bersifat ringan, menurut Felisia, sebenarnya bisa diatasi untuk mencegah menjadi gejala berat. Seperti depresi yang memang harus dirujuk ke RS jiwa. Ia memandang perlu kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga menangani permasalahan kesehatan jiwa. \"Upaya pencegahan bagaimana pun selalu lebih baik, yakni dimulai dari keluarga sebagai unit atau entitas terkecil, agar gejala-gejala gangguan jiwa yang muncul tidak berlanjut ke gejala berat,\" ucapnya. Stres, kata dia, salah satu penyebab gangguan jiwa, meski pada kadar tertentu bisa dikendalikan secara baik. Salah satunya dengan rasa kebersamaan dan kehangatan dalam keluarga. \"Sejak anak-anak, sebenarnya perlu diajari cara mengatasi stres. Tujuannya agar ketika dewasa kelak bisa mengelola stres dengan baik,\" sarannya. (mike dwi setiawati)

Tags :
Kategori :

Terkait