Cegah Badai Kedua

Selasa 12-01-2016,11:12 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

NEWCASTLE UPON TYNE - Tahun berganti bukan berarti badai pemecatan Louis van Gaal juga ikut berhenti. Sebaliknya, Van Gaal kini sedang mengadapi badai kedua yang ingin menggulingkannya dari kursi kepelatihan Manchester United. Performa Setan Merah yang tidak kunjung membaik jadi alasan. Termasuk ketika mengalahkan klub kasta kedua Sheffield United dalam laga putaran ketiga Piala FA Minggu dini hari lalu WIB (10/1) hanya dengan satu gol dari titik putih Wayne Rooney pada menit terakhir. Daily Star menyebut, buntut dari performa home membosankan itu keluarga Glazer sebagai pemilik klub mulai berbalik arah. Bukan lagi tetap mendukung Van Gaal menghabiskan masa kontraknya yang tersisa sampai musim panas 2017 mendatang. Melainkan memberinya dua pilihan, membaik atau pergi dari Old Trafford. Dua laga yang dijadikan patokan keluarga Glazer. Termasuk saat menantang Liverpool di Anfield pekan depan (17/1). Dan tentunya yang pertama adalah saat menghadapi Newcastle United dini hari nanti. Bukan hanya menentukan perjalanan United dalam paro musim kedua Premier League. Satu lagi kekalahan di luar kandang maka akan membuat United kembali mencatat rekor buruk. Opta menyebut, United kali terakhir mengalami hattrick kalah di Premier League pada Januari 1996 silam. Makanya, laga di St James Park, Newcastle Upon Tyne nanti akan jadi barometer pertama layak tidaknya The Iron Tulip -julukan Van Gaal ditendang. ’’Pasti akan susah mengalahkan mereka (Newcastle),’’ ujar gelandang United, Marouane Fellaini, kepada MUTV. Dalam sesi pre match conference-nya tadi malam WIB, Van Gaal menolak anggapan jika dirinya sudah kehilangan wibawa di depan fans ataupun pemilik United. Dilansir Mirror, Van Gaal menyebut fans memilih pulang lebih awal saat laga kontra Sheffield United itu karena takut macet. Bukan lantaran performa timnya yang dominan 79 persen dan dengan 11 kali shots tapi hanya bisa mencetak gol via titik putih pada menit terakhir. ’’Kalian tidak tahu alasan mereka. Silakan berprasangka buruk kepada kami, tapi dua laga ke depan kami siap memberi bukti,’’ koarnya. Lawatan ke kandang The Magpies -julukan Newcastle- ini didukung dari sisi histori. Sebab, United sudah lama tidak pernah tumbang di sana. Kali terakhir mereka terkapar di kandang Newcastle terjadi pada 15 September 2001 silam. Dalam pandangannya, dua kali kemenangan beruntun tidak memberi garansi bahwa mudah menekuk anak asuhan Steve McClaren itu. ’’Akan ada yang berbeda, dan Newcastle saya rasa bermain bagus. Saya sudah melihat permainan mereka saat melawan Arsenal,’’ ungkap Van Gaal. Fabricio Coloccini memang kalah 0-1. Tetapi permainan bertahannya yang membuat mereka hanya kalah satu bola. Permainan bertahan dengan hanya mengandalkan serangan balik itu kerap ditunjukkan Newcastle begitu menghadapi klub besar. Lihat saja saat mereka mampu mengalahkan Liverpool 2-0 (6/12) dan Tottenham Hotspur 2-1 (13/12). ’’Tetapi, saya tidak berharap mereka dapat memenangi pertandingan melawan kami. Justru kamilah yang harus menang dari mereka,’’ lanjutnya. Sayangnya, ambisi itu bisa saja tersendat. Untuk menahan serangan balik Newcastle, United krisis pemain di posisi holding midfielder. Kondisi itu terjadi begitu Bastian Schweinsteiger mengalami cedera lutut. Sedangkan Morgan Schneiderlin masih mengalami kelelahan. Dengan formasi 4-2-3-1, Schneiderlin akan dipaksakan dan berduet di dua spot depan back four bersama Michael Carrick. Dibandingkan dengan Carrick, peran Schweini -sapaan akrab Schweinsteiger- lebih besar dalam menahan serangan lawan. Whoscored mencatat, sepanjang Premier League ini kontribusi tekling dan intersep Carrick lebih rendah. Schneiderlin paling bagus dengan 44 tekel dan 40 intersep. Lalu, Schweini dengan 34 tekel dan 23 intersep. Sementara, Carrick hanya 23 kali tekel dan 18 intersep. Setali tiga uang dengan kondisi Van Gaal. McClaren juga sedang di bawah tekanan. Tersingkir dari Piala FA setelah kalah 0-1 atas Watford City (9/1) lalu menjadi puncak kemarahan fans Newcastle. Petaka itu melengkapi jebloknya Toon Army di Premier League. Newcastle belum pernah menang sebulan terakhir di Premier League. Dari empat laga, hanya satu kali seri didapatkan atas sesama klub penghuni zona degradasi Aston Villa (20/12). Lalu tiga sisanya tumbang di tangan Everton (27/12), West Bromwich Albion (28/12) dan Arsenal (2/1). Semuanya dengan marjin yang sama, satu gol. Apakah kutukan satu bola ini berlanjut? ’’Sangat sulit untuk membendung United. Tetapi ingat, kami punya 5000 orang di belakang kami. Dan itu akan kami gunakan untuk menantang mereka,’’ tegasnya dikutip dari BBC. (ren)

Tags :
Kategori :

Terkait