Anti Taktikal Menangkan Van Gaal

Senin 18-01-2016,10:34 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

LIVERPOOL – Manchester United bukan Chelsea. Bukan juga Manchester City yang bisa ditundukkan Liverpool. United tetaplah United yang selalu menjadi momok bagi Liverpool setiap kali bertandang ke Anfield. Bukti itu ditunjukkan United tadi malam. Seakan membalikkan prediksi, United membungkam keriuhan publik Liverpool dengan keunggulan 1-0. Wayne Rooney menjadi penentu victory kesepuluh United di Premier League musim ini lewat golnya pada menit ke-78. Satu gol itu melanjutkan tren Wazza mencetak gol di Premier League. Termasuk tadi malam, Rooney selalu mencetak gol dalam tiga pertandingan United secara beruntun. Dengan total 176 gol Premier League, maka Wazza menggeser Thierry Henry. Bukan hanya Rooney. Performa United pun terus melanjutkan rekor unbeaten-nya. Sejak tertahan atas Chelsea di Old Trafford tanpa gol (29/12), tim penguasa Premier League ini menuai satu pun kekalahan. Di empat laga terakhirnya, dua kali menang dan dua kali imbang. Dengan mengemas 37 angka dan menempati posisi kelima, asa United untuk kembali masuk ke zona Liga Champions terbuka. Wayne Rooney dkk hanya terpisah dua angka dengan Tottenham Hotspur yang berada di atasnya. ’’Semuanya tahu betapa pentingnya laga ini, terutama dalam papan klasemen. Kami butuh tiga angka untuk terus bersaing tahun ini, maka ini kemenangan yang cukup massif bagi kami,’’ ujar Wazza, dalam wawancara kepada Sky Sports setelah laga. Bagi Wazza, ini jadi rekor keduanya setelah memecahkan rekor Sir Bobby Charlton di timnas dengan 50 golnya, September lalu. ’’Rekor yang hebat dan di tempat yang hebat pula. Saya sudah lama menunggunya,’’ lanjut Wazza. Seperti yang sudah diduga, Louis Van Gaal akan memainkan skema anti taktikal untuk meredam gegenpressing Liverpool. Buktinya, sejak menit awal permainan dengan garis pertahanan rendah United lebih sering terbawa ritme serangan Liverpool yang dikordinir Roberto Firmino. Statistik mencatat, dalam 45 menit pertama saja hanya satu shots off target dilakukan United. Jauh dari Liverpool yang mendominasi 51 persen ball possession dengan enam shots. Satu di antaranya tepat sasaran ke arah gawang David de Gea. Konsistensi defense United itu terus bertahan hingga babak kedua. Di akhir laga, United menang hanya dengan melakukan lima shots dengan empat shots di antaranya tepat sasaran. Tidak seperti Liverpool yang sampai melakukan 26 shots dengan 19 di antaranya tepat sasaran. Van Gaal secara terpisah mengaku sudah belajar dari kesalahan ketika tertahan 3-3 atas Newcastle United (13/1). ’’Dan yang paling penting kami bisa mengalahkan Liverpool lagi. Hasil yang bagus bagi fans, dan langkah besar bagi kami,’’ sebutnya. Moncernya performa David De Gea membantu skema anti taktikal Van Gaal ini. Sepanjang laga, penjaga gawang berkebangsaan Spanyol itu mampu membendung tiga tendangan pemain Liverpool. ’’De Gea bukan pemain fantastis malam ini, tapi dia penjaga gawang yang luar biasa,’’ puji Van Gaal. Bukan hanya buruknya penyelesaian akhir. Kelemahan Liverpool dalam mengantisipasi umpan silang jadi kunci utama. Bermula dari umpan silang Juan Mata dari sisi kanan defense Liverpool tidak mampu dihalau barisan pertahanan Liverpool yang dikomando Mamadou Sakho. Bola yang disambut Marouane Fellaini itu membentur mistar atas gawang Simon Mignolet, langsung disambar Wazza. Opta mencatat, sudah tujuh gol yang mampu merobek gawang Liverpool bermula dari umpan silang. Berbicara kepada BBC Sport, Klopp menilai gol itu tidak seharusnya terjadi. ’’Seharusnya kami bertahan, dan kami tidak mampu melakukannya. Ini tanggung jawab kami untuk lebih baik dalam menghalau bola-bola set pieces,’’ ungkap Klopp. Mantan der trainer Borussia Dortmund itu juga kecewa penyelesaian akhir anak asuhnya yang buruk. Akurasi tendangan 73 persen tidak mampu dimanfaatkan pemainnya. ’’Lihat, berapa kali United melakukannya? Tidak banyak. Kami frustasi dengan permainan ini,’’ lanjutnya. Kekalahan ini menjadi noda kedua Klopp pada laga kandangnya. Dua bulan lalu, tepatnya 8 November 2015 Jordan Henderson dkk dikalahkan Crystal Palace dengan skor 1-2. Kekalahan ini juga mengakhiri hegemoni gegenpressing di depan klub-klub besar Premier League. (ren)  

Tags :
Kategori :

Terkait