Ortu Perlu Tahu, Ini 15 Game Berbahaya untuk Anak

Jumat 15-04-2016,10:09 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

JAKARTA- Ini peringatan buat para orang tua bahwa tidak semua game layak dimainkan anak-anak semua usia. Kemendikbud sudah merilis 15 game berisi kekerasan dan berbahaya untuk anak-anak. Para orang tua pun diminta untuk memantau aktivitas nge-game anak-anak mereka. Game-game yang berbahaya untuk anak-anak itu adalah World of Warcraft, Call of Duty, Point Blank, Cross Fire, War Rock, Counter Strike, Mortal Combat, Future Cop, Carmageddon, dan Shelshock. Kemudian Raising Force, Atlantica, Conflict Vietnam, Bully, dan yang tak kalah populer Grand Theft Auto (GTA). Sejatinya di setiap cover wadah game-game itu sudah tertera rating atau batas usia. Seperti game GTA tertulis rating M (mature/17+). Artinya game aduk antara perkelahian dan balapan itu hanya bisa dimainkan orang berusia lebih dari 17 tahun. Begitupula untuk game perang Call of Duty berkode rating M. Sementara untuk game mistik World of Warcraft berkode rating T (teen/12+). Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD-Dikmas) Kemdikbud Harris Iskandar berharap orang tua untuk mengawasi dan mendampingi anak-anak saat main game. “Saya akui itu susah. Saya sendiri punya anak SMA, juga susah untuk mengontrol main game,” katanya, Rabu (13/4). Meski demikian, Harris mengingatkan anaknya agar lebih memilih game yang tak berisi kekerasan. Dia menganalogikan sebagaimana ajakan anak untuk salat. Pada saat-saat tertentu cukup susah mengingatkan anak untuk salat. “Tetapi tetap saya laukan terus, karena itu kewajiban orangtua,’’ katanya. Harris mengatakan kementerian manapun, termasuk Kemendikbud, bakal kesulitan untuk mengontrol peredaran game. Apalagi memastikan anak-anak bermain game sesuai dengan rating usianya. Bagi Harris satu-satunya benteng bagi anak-anak adalah keluarga. Direktur Indonesia Herritage Foundation (IHF) Wahyu Farrah Dina mengatakan ada banyak tips untuk menangani anak-anak yang kecanduan game. Seperti orangtua menyusun jadwal kegaitan pengganti main game. “Seperti olahraga dan seni,’’ tuturnya. Tips berikutnya jauhkan konsol dan software game dari anak-anak secara bertahap. Kemudian letakkan konsol game di ruang terbuka, seperti ruang keluarga atau ruang tamu. Psikolog yang akrab disapa Farra itu mengingatkan jangan mengenalkan game ke anak-anak di bawah usia delapan tahun, kecuali game edukatif. (wan/agm)

Tags :
Kategori :

Terkait