Sopir Malas Masuk Terminal Cigasong

Senin 18-04-2016,11:14 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

MAJALENGKA – Fungsi terminal angkutan umum di kawasan Cigasong cukup memprihatinkan. Meski lokasinya cukup luas dan letaknya di dalam wilayah kawasan perkotaan Majalengka, namun nyaris tidak ada penumpang yang naik atau turun dari mobil angkutan di terminal ini. Hal itu menjadikan pengemudi angkutan umum malas untuk masuk ke terminal. Hal itu seperti diakui pengemudi angkutan umum Ujang, sejak terminal kota dipindahkan dari terminal lama (dekat gedung KNPI) ke terminal Cigasong, para penumpang kini lebih memilih menunggu mobil di luar kawasan terminal. Alasannya karena letak terminal Cigasong yang cukup jauh dengan jalan raya, sehingga tidak praktis untuk para penumpang. Misalnya penumpang dari mobil jurusan Cikarang-Rajagaluh yang ingin naik mobil angkutan dua kali menuju arah Maja-Cikijing, lebih senang turun di perempatan bunderan Cigasong kemudian menyeberang ke jalur Cigasong-Maja untuk menunggu mobil elf jurusan Cikijing. Menurutnya, perilaku penumpang yang seperti ini membuat terminal sepi dari aktivitas penumpang. Walau diakui jika terminal Cigasong bukan merupakan terminal pemberangkatan bagi angkutam antar kota dalam provinsi (AKDP) dan hanya pemberangkatan bagi angkutan perkotaan (angkot). Disamping itu, perilaku penumpang seperti ini juga membuat para sopir angkutan malas untuk masuk terminal, karena dianggap buang waktu kalau tidak bisa mengangkut penumpang untuk menambah uang setoran. “Kalau nggak diatur petugas buat dipaksa masuk terminal, kita nggak akan mau. Karena percuma juga masuk terminal kalau cuma buat bayar retribusi dan jarang dapat penumpang, karena penumpang kalau nunggu mobil suka pas di pintu keluar terminal atau di pinggir jalan raya yang ramai,” keluhnya, dibenarkan Didi, sopir lainnya. Menurutnya, untuk mengubah perilaku penumpang agar bisa menunggu mobil angkutan di dalam terminal merupakan hal yang sulit. Karena bagi sopir jika tidak menuruti keinginan penumpang dan memaksa untuk turun di terminal pasti akan ditinggalkan oleh para penumpang. Selain itu, efek lain dari perilaku penumpang yang menyetop angkutan umum di pinggir jalan yang sepi, sering menimbulkan asumsi jika sopir sering ngetem di pinggir jalan dan membuat kemacetan. Padahal para sopir hanya ingin mencari penumpang, dan kebetulan para penumpangnya ada di luar terminal. (azs)        

Tags :
Kategori :

Terkait