SUMBERJAYA – Harga gabah kering di wilayah Sumberjaya saat panen musim tanam 1 bervariasi. Menurut sejumlah kepala desa, harga gabah lebih banyak ditentukan para tengkulak asal Majalengka dan Indramayu. “Panen musim tanam pertama kali ini merata, hampir di seluruh wilayah Majalengka. Gabah sering dihargai asal-asalan, karena para petani lemah dan tidak memiliki daya tawar tinggi sehingga harga gabah kerap anjlok,” jelas Kepala Desa Pancaksuji Kecamatan Sumberjaya, Surta. Anjloknya harga gabah jelas merugikan para petani. Dalam beberapa pekan terakhir ini sejumlah tengkulak datang langsung dan berkeliling ke para petani. Ada yang memberi harga Rp430 ribu per kuintalbahkan ada sampai di bawah Rp400 ribu. Salah seorang tengkulak asal Jatibarang, Kabupaten Indramayu, Eka mengaku dalam beberapa hari terakhir mendatangi setiap wilayah di Majalengka baik Ligung, Jatitujuh, Kertajati, dan Sumberjaya. Dirinya hanya mengikuti harga gabah yang dipatok pengusaha di Majalengka. “Setiap bandar itu selalu berkomunikasi dan tidak asal mematok harga, tetapi sama dengan yang ditetapkan sejumlah tengkulak di Majalengka,” terangnya. Dirinya mengaku datang ke Majalengka sejak musim panen dimulai. Pasalnya ada kebiasaan para petani di sejumlah kecamatan di Majalengka khususnya wilayah utara yang langsung menjual hasil panen. Bahkan ada juga yang menjual langsung di sawah. Sekitar 5 sampai 10 ton mampu terkumpul dari tangan para petani di Majalengka. “Soal anjloknya harga gabah saat ini dipicu karena kualitas berasnya juga kurang bagus. Beras di MT pertama ini tidak seputih beras pada hasil panen MT II atau musim kemarau. Kalau beras sekarang kehitam-hitaman. Mungkin ini salah satu faktor menurunya harga gabah,” paparnya. (ono)
Harga Gabah di Majalengka Ditentukan Tengkulak
Kamis 05-05-2016,07:57 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :