DKM Attaqwa Mengaku Siap Kelola Alun-alun

Sabtu 07-05-2016,12:06 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KEJAKSAN – Selain melanggar peraturan daerah untuk pemanfaatannya, sarana penunjang Alun-alun Kejaksan juga akan kehilangan fungsinya. Setelah alun-alun dipakai parkir, jogging track yang seharusnya digunakan untuk olahraga malah ditempati pedagang kaki lima (PKL). Nantinya, fasilitas ini diusulkan untuk dialihfungsi menjadi tempat parkir. “Jogging track dibangun untuk memfasilitasi parkir mobil, namun pada perjalanannya justru malah digunakan para pedagang kaki lima. Makanya, At Taqwa membuatkan tangga supaya mobil bisa parkir di alun-alun,” ujar Ketua At Taqwa Centre, Ahmad Yani MAg, kepada Radar, Jumat (6/5). Bila alun-alun dilarang untuk parkir, Yani mengusulkam jogging track di sekeliling alun-alun bebas pedagang kaki lima. Sebab, keberadaan PKL di jogging track mestinya tidak permanen dan hanya berdagang di waktu-waktu tertentu. Apalagi, pada awalnya PKL sebenarnya sudah rela direlokasi ketika alun-alun direnovasi. Namun, pemkot memberikan kelonggaran agar PKL tetap bisa jualan pada momen tertentu, terutama salat jumat dan pengajian. Ternyata, kelonggaran ini malah membuat PKL bertahan di alun-alun. Bila ingin konsisten menegakkan perda, Yani meminta pemkot konsisten dengan jenis acara yang boleh dilaksanakan di alun-alun. Sebab, pernah dilaksanakan pameran alutista yang menhadirkan alat-alat berat. Beban kendaraan yang dipamerkan saat sangat berat dan berkontribusi terhadap rusaknya grass block. Dengan kondisi yang terjadi di lapangan, Yani menawarkan agar pemkot memberikan kepercayaan penuh kepada DKM At Taqwa sebagai pengelola alun-alun. Sebab, Masjid At Taqwa adalah aset pemkot dan miniatur kemakmuran masjid dan kebesaran Kota Cirebon. Untuk solusi kebutuhan parkir, DKM At Taqwa membuka kemungkinan mengelola alun-alun. Sementara keberadaan jogging track bisa untuk parkir mobil hingga dua lajur. Pemanfaatan fasilitas ini, diperkirakan cukup untuk menampung parkir jamaah. “Mari duduk bersama semua leading sector mulai dari Satpol PP, disperindag, bagian umum dan pihak lainnya, untuk bisa duduk bersama mencari solusi bareng,” tuturnya. Sayangnya, keinginan untuk berdiskusi terkait pemanfaatan alun-alun rupanya batal terealisasi. Mulanya, pertemuan dilaksanakan, Rabu (4/5). Namun, rencana itu batal karena kepala bagian umum ada agenda lain. “Di-cancel mas, tadi ada rapat evaluasi bersama pak sekda tentang progres pembangunan gedung setda delapan lantai,” kata Santi Karena tertunda, Santi berencana akan menjadwal ulang pertemuan dengan pengelola At Taqwa. Bahkan dirinya sudah mendapat instruksi langsung dari sekda untuk membicarakan persoalan ini. “Rencananya saya akan ke At Taqwa hari Senin mas,“ tuturnya. (abd)

Tags :
Kategori :

Terkait