Awas, Prancis Jadi Korban Kedua Islandia

Jumat 01-07-2016,23:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

NEGERI DONGENG kini melekat pada tim Islandia. Ya, Negara dengan penduduk 300 ribuan (sama besar dengan Cirebon), mampu menyingkirkan tim unggulan ketiga, Inggris di babak 16 besar euro 2016. Dramatis. Lebih dramatis lagi, pelatih Inggris, Roy Hodgson memilih mundur sebagai bentuk pertanggungjawabannya. Dari catatan Wordsoccer, Islandia adalah tim yang melakukan passing terendah dari 24 negara peserta Euro. Lihat saja permainan mereka ketika menghadapi Inggris (28/6). Gylfi Sigurdsson dkk lebih banyak mengumpan lambung. Dapat bola langsung umpan panjang. Maklum, di Islandia, matahari jarang kelihatan. Di sana tanah berbentuk es. Main bola pun ya di dalam ruangan, pake rumput buatan. Tapi itu nggak masalah kok. Buktinya, Inggris saja keok. Kalau bicara Islandia, pasti kita ingat bagaimana perjuangan Leicester City menjuarai Premier League 2015-2016. Di bursa taruhan, Leicester di voor 8000/1. Banyak yang mundur ketika Leicester tampil buruk di awal-awal musim. Namun buktinya, mereka solid di 15 pekan terakhir dan juara setelah 130 tahun klub tersebut berdiri. Baru pertama kali lho… sejarah hebat. Nah, perjuangan Leicester itu mirip Islandia. Mereka tidak diunggulkan, tapi bisa mematikan. Di 8 besar, Islandia bertemu tuan rumah Prancis 4 Juli besok. Tim yang pastinya menolak malu di hadapan publik sendiri. Tentu dong Prancis ingin juara Euro ketiganya di rumah sendiri…. Dengan banyaknya pemain bintang, Tim Ayam Jantan –julukan Prancis- tentu dijagokan menang lawan Islandia. Begitu juga ketika Inggris menghadapi Negeri Es, julukan Islandia, banyak yang menjagokan Negeri Ratu Elisabeth itu. Tapi tentu Islandia ogah jadi macan ompong. Meredam Inggris, pasti mereka punya motivasi hebat. Prancis bisa saja jadi korban kedua (setelah Inggris) kalau Paul Pogba dkk tak bisa meredam Islandia. Passing Islandia memang didominasi keakuratan bola-bola long pass. Sementara Prancis banyak menekan dari sisi sayap dan passing cepat. Jangan lupa juga sepakan bola-bola mati Dimitri Payet yang selalu on target. Belum lagi heading macam Olivier Giroud, Antoine Griezmann. “Percayakan padaku, maka kamu akan bahagia,” begitu ungkapan Griezmann setelah memperpanjang kontrak bersama Atletico Madrid musim depan. Bagaimana ya kalau Islandia yang memenangkan tiket ke semifinal? Pastinya, itu sejarah yang luar biasa. Sang negeri dongeng, penakluk tim besar. Sementara jika Prancis tumbang, siap-siap para pemain Islandia diincar klub-klub hebat di Eropa. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait