CIREBON- Rintik hujan Rabu pagi (31/8) tak menghalangi Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk melakukan investigasi atas jatuhnya pesawat latih Cessna 172 di areal persawahan Desa Banjarwangunan, Mundu, Kabupaten Cirebon. Tim dipimpin Kapten Khaeruddin, dibantu Badan SAR Nasional (Basarnas), TNI dan Polri. Turun ke lokasi jatuhnya pesawat sejak pukul 07.00, mereka memeriksa satu persatu bagian pesawat mungil tersebut. Menurut Kapten Khaerudin, waktu yang dibutuhkan untuk investigasi jatuhnya pesawat ini kurang lebih 1 tahun atau 12 bulan. Satu bulan pertama, pihaknya akan membuat preliminary report atau laporan pendahuluan. Laporan ini berisi data-data yang berkaitan kronologi kecelakaan. Kemudian, 10 bulan berikutnya dibuat factual report sampai dengan draf final. Lalu, satu bulan terakhir final report. “Tapi, kalau bisa diselesaikan kurang dari 10 bulan, alhamdulillah. Kenyataannya, hanya AirAsia yang membutuhkan waktu satu tahun,” tuturnya. “Kalau pesawat jenis ini, 3-4 bulan bisa selesai. Jika laporannya satu minggu sudah dirilis, KNKT bisa ditertawai dunia,” katanya. Pemeriksaan yang baru bisa dilakukan tim investigasi hanya sebatas percakapan dalam kokpit pesawat. Sementara untuk mesin, dianalogikan oleh Khaeruddin baru membuka pintu pentutup mesin, belum menjurus pada bagian mesin. “Jika mesin mobil tiba-tiba keluar asap, diperkirakan radiatornya kering. Nah, kami ini baru membuka kap mesinnya,” ujarnya. Oleh sebab itu, untuk menindaklanjuti investigasi, satu blok mesin Cessna 172 dibawa ke hangar Bandara Cakrabuana Penggung. Sehingga, KNKT belum bisa menyimpulkan apa-apa dari insiden ini. “Mungkin minggu depan para ahli di bidang mesin akan datang,” tegasnya. Sementara Kepala Kantor UPBU Kelas III Cakrabuana Denny Aryanto menyampaikan bahwa bandara sudah membuka kembali tempat latihan para calon pilot yang tengah menempuh pendidikan di Angkasa Aviation Academy. “Anda bisa lihat tadi ada pesawat lagi kan,” singkatnya. (jun)
Kategori :