Investor Jepang Minat Sajadah Inovasi Siswa SMAN 2 Cirebon

Selasa 06-09-2016,11:30 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Masih ingat dengan pelajar pencipta konsep sajadah penghitung rokaat? Ya, konsep tersebut ternyata mendapat predikat juara ketiga dalam ajang Instrumentation and Control National Competition (Iconic 2016) yang digelar oleh Institut Teknologi Bandung, 29-31 Agustus. Laporan: MIKE DWI SETIAWATI, Cirebon KREATIVITAS tiga sekawan Satrio Budi Prakoso, Muhammad Naufal Hawari dan Ready Kresna Nanda Suprapto, terbayar. Siswa SMAN 2 Cirebon itu meraih penghargaan di ajang bergengsi. Di final Iconic 2016, ia dan kedua temannya mempresentasikan konsep tersebut di hadapan para juri. Para juri pun dibuat kagum dengan ide tersebut. \"Jurinya profesor semua, bukan dari Indonesia aja tapi juga dari luar negeri kayak Jepang, Jerman dan Belanda,\" ujar Satrio saat berbincang dengan wartawan koran ini. Konsep sajadah penghitung rokaat yang dibuat Satrio dan kawan-kawan pun dilirik oleh profesor asal Jepang, Takaki Takashi. Tak hanya itu, konsep sajadah penghitung rokaat menjadi percontohan dalam pembukaan final Iconic 2016 sebagai inovasi teknologi terdepan. Predikat juara yang didapat tidak membuat Satrio dan kawan-kawan berhenti menciptakan sesuatu yang baru. \"Kita gak nyangka kalau dapat juara, karena sekolah yang ikut hebat-hebat. Dan tujuan awal kita ikut kompetisi ini bukan cari juara, tapi pure ingin membuat inovasi yang bermanfaat untuk masyarakat. Insya Allah kedepan akan ada kejutan inovasi lainnya yang akan kita buat,\" tuturnya. Ide yang diusung ini mengambil konsep pressure sensor mat microcontroller, LCD monochrome, 400 MHz module yang ditempatkan dalam sajadah. Saat ini, Satrio tengah menunggu investor yang tertarik membiayai konsep tersebut. Bila sudah ada yang berminat, tidak menutup kemungkinan sajadah penghitung rakaat tersebut akan dipasarkan. \"Nanti kita patenkan dulu konsepnya, setelah itu kalau ada biaya mulai dibuat alatnya karena satu komponen untuk sajadah penghitung rokaat ini butuh sekitar Rp150 ribu,\" bebernya. Kepala SMAN 2 Cirebon, Drs Totong Muslihat Nanggadisastra MM melalui Guru Pembimbing, Aris Hendaris mengapresiasi prestasi yang sudah diraih anak didiknya. Raihan tersebut diharapkan memberi motivasi untuk siswa lain dalam berinovasi. \"Anak-anak sudah bekerjasama dengan baik, ide-ide yang dimiliki sudah dipresentasikan secara maksimal. Sekolah memfasilitasi dengan program-program yang sesuai dengan minat siswa. Mudah-mudahan muncul siswa lain yang tak kalah berprestasi membanggakan sekolah dan Cirebon di ajang nasional,\" harapnya. (*)  

Tags :
Kategori :

Terkait