Sate Jamur Tiram dari Lewikujang Mulai Diminati

Rabu 18-01-2017,04:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

LEUWIMUNDING – Makanan olahan berbahan jamur tiram terus berkembang tidak hanya dijadikan sebagai keripik tetapi sudah dikembangkan ke menu makanan sate.  Seperti di Desa Lewikujang Kecamatan Leuwimunding misalnya, warung sate milik Hadid (50) warga Dusun Muara RT 02 RW 01 ini berupaya mengembangkan menu makanan berbahan dasar jamur tiram. Ditemui di kediamannya, Selasa (17/1), Hadid dibantu istrinya tengah menyiapkan bahan pokok. Ide itu terinspirasi di Jogjakarta ketika melihat ada menu makanan serta minuman berbahan dari jamur tiram. Bisnis yang digelutinya sejak tiga tahun terakhir ini akhirnya terus berkembang. Dalam satu hari, Hadid yang dibantu istrinya Ecih Sukaesih (45) itu mampu menjual sate jamur dan nasi bakar 10-12 kodi. Satu kodi dijual Rp18 ribu. Bahkan sate berbahan jamur tiram ini hanya bisa dijumpai di tiga titik di wilayah III Cirebon. Diantaranya di Rajagaluh, Leuwimunding, dan di Cirebon. Bahkan pesanan kerap membeludak saat acara hajatan dan kegiatan lainnya. “Dalam satu hari mampu menghabiskan 200-300 tusuk sate. Untuk bahan baku jamur tiram ini kami dapat dari pebudidaya jamur tiram yang ada di desa Leuwikujang,” imbuhnya. Dia ingin terus mengembangkan bisnis sate tersebut namun terkendala modal. Untuk memberikan cita rasa agar sate tersebut tetap dinikmati pembeli dan pelanggan, proses pembuatannya diperhatikan. Terutama saat bahan baku direbus serta dikukus dan baru bisa dibakar dua hari kemudian. “Perpaduan sama nasi bakar, kami kira akan menjadikan menu berbeda dari sejumlah makanan yang biasa dijual para pedagang di Majalengka, bahkan wilayah III Cirebon,” paparnya. Proses pembuatan yang cukup memakan waktu menjadikan sate jamur tiram milik pria yang juga ketua RT ini bertahan, karena memiliki trik khusus saat makanan tidak habis terjual namun masih bisa dikonsumsi. Saat ini keduanya sudah memiliki karyawan buruh tusuk sate jamur tiram. Satu karyawan diberikan upah per kodi Rp2 ribu. “Prosesnya cukup panjang, mulai dari direbus, ditiriskan, dibersihkan, dan dikukus. Setelah ditusuk itu dikukus lagi. Proses pengukusan dua kali sampai berubah warna. Sate jamur tiram ini tidak bisa disimpan di dalam lemari es. Namun bagaimana caranya menurunkan kadar air,” jelasnya. Salah serang pengunjung, Herdis (43) mengatakan sering membeli sate jamur tiram tersebut. Ini sebagai salah satu alternatif pengganti sate kambing yang harganya cukup tinggi. “Selain itu, sate jamur tiram ini juga sebagai alternatif bagi seseorang yang memiliki kolesterol tinggi,” kata warga Desa Parakan Kecamatan Leuwimunding ini. (ono)        

Tags :
Kategori :

Terkait