CIREBON – Pekan ini, harga garam anlok di tingkat petani penggarap. Data terakhir yang dihimpun Radar Cirebon, harga garam berkisar di angka Rp 600 sampai Rp 800 per kilogram. Bahkan, penurunan tersebut diprediksi masih terus terjadi hingga beberapa hari ke depan. Hal itu seiring dengan masih terus berlangsungnya panen di beberapa titik sentra garam di Kabupaten Cirebon. Padahal, belum sebulan kemarin harga garam sempat menyentuh angka Rp 2.700 sampai Rp 3.000 per kilogram. “Sekarang harganya beragam. Rata-rata sekitar Rp 600 sampai Rp 800 per kilogram, tergantung pengepulnya. Turun harga ini hampir 500 persen dari tiga minggu lalu,” ujar salah satu petani garam, Waluyo (65), warga Desa Waruduwur, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon. Menurutnya, saat ini jarang sekali petani atau tengkulak yang menyimpan garam. Sebab, saat ini musim panen garam masih terus berlangsung. Jika disimpan, dikhawatirkan harganya anjlok dan lebih parah imbasnya terhadap petani. “Garam sedang banyak. Semua tempat panen. Ya harga otomatis turun. Jadi kalau disimpan dan panen masih berlangsung, pasti tambah anjlok lagi. Kecuali tengkulak besar yang bisa menyimpan untuk dijual pas musim hujan,” imbuhnya. Kadim (50), petani garam lainnya, menggarap lahan di Blok Kandawaru, Desa Warudur, mengaku masih terus melakukan produksi. Produksi garam tersebut untuk mengejar harga yang masih dianggap masih mahal. “Harga Rp 600 sampai Rp 800 itu masih tergolong tinggi. Kita pernah alami juga harga terendah sampai garam tidak laku itu Rp 150 sampai Rp 200 per kilogram,” ungkapnya. (dri)
Belum Sebulan, Harga Garam Anjlok 500 Persen
Kamis 24-08-2017,21:35 WIB
Editor : Husain Ali
Kategori :