Penggabungan BUMDes ke PT MBB Tidak Mudah

Rabu 04-10-2017,21:09 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

MAJALENGKA–Kepala Divisi Pengembangan Bisnis dan Industri Hulu Perum Bulog, Ramlan UE SE menjelaskan sektor pertanian harus mampu menjadi tulang punggung untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di desa. Hal itu disampaikan dalam kegiatan sosialisasi kepada para petani, gapoktan, seluruh kepala desa dan Muspika serta ketua BUMDes di aula Kecamatan Ligung, Selasa (3/10). Ramlan mengajak para petani yang tergabung dalam kelompok tani (poktan) maupun gabungan kelompok tani (gapoktan), untuk menjadikan pertanian sebagai tumpuan harapan keluarga dan bisa memberikan kesejahteraan kepada para petani. “Selama ini petani selalu menjadi objek dalam hal pengadaan pangan. Ketika mulai menggarap lahan petani dituntut mengeluarkan biaya yang begitu besar. Namun ketika panen hasil panen petani justru dihargai dengan begitu murah,” jelasnya. Petani harus bisa bermitra dengan BUMDes, sehingga baik permbiayaan maupun hasil panen bisa dikelola pengurus BUMDes di desanya masing-masing. Petani juga tidak lagi harus menanggung kerugian akibat gagal panen. Caranya semua petani yang tergabung dalam poktan mengasuransikan lahan pertaniannya. Sehingga ketika gagal panen baik karena kekeringan maupun penyebab lainnya, maka petani mendapatkan penggantian biaya penggarapan dan tidak dirugikan. Namun permasalahannya, maukah pihak asuransi mengganti semua kerugian petani. Selama ini masih ada aturan tentang persentase kegagagalan panen. “Jalan satu-satunya kita harus memberdayakan BUMDes dengan cara membentuk Mitra BUMDes Bersama (MBB, red). Bahkan nantinya MBB ini akan dibentuk menjadi sebuah PT,” tuturnya. Pembentukan PT MBB ini dengan cara melebur beberapa BUMDes, sehingga nantinya PT MBB bisa mengelola dan memfasilitasi kebutuhan para petani di desa. Bahkan kebutuhan lain seperti material bangunan, gas elpiji, dan kebutuhan yang lainnya bisa disediakan PT MBB. “Kalau ini bisa dilaksanakan maka nasib petani kedepan akan semakin membaik,” katanya. Camat Ligung Drs Yoyo menyambut baik sosialisasi korporatisasi petani yang digelar Bulog. Sehingga para anggota poktan dan pengurus BUMDes mendapatkan ilmu untuk memajukan perekonomian di desa. Terkait pembentukan MBB menurutnya tidak mudah apalagi sampai membentuk PT MBB. Namun setidaknya kegiatan yang digelar Bulog sedikit membuka wawasan para petani. Sehingga kedepan tidak lagi terdengar petani menanggung kerugian, baik yang disebabkan gagal panen ataupun akibat anjloknya harga padi. Kepala Desa Kodasari, Sugianto merasa pesimis wacana pembentukan PT MBB. Pasalnya, untuk menyelaraskan visi di setiap pengurus BUMDes tidak gampang. “Mengatasi satu BUMDes saja masih sulit apalagi beberapa BUMDes dilebur ke dalam MBB. Hal ini sepertinya sulit untuk dilaksanakan,” pungkas Sugianto. (ono)

Tags :
Kategori :

Terkait