Walhi Sebut TPA Ciledug Paling Buruk, Segera Surati Bupati

Kamis 05-10-2017,22:35 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON  - Asap pekat dan bau busuk menyengat hidung, langsung menyergap rombongan tim dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Barat yang datang melihat kondisi TPAS Ciledug, Selasa (4/10) kemarin. Saat tim dari Walhi tiba, sekitar puku l14.30 WIB, angin sedang kencang-kencangnya bertiup sehingga membuat siapapun yang berada di sekitar TPAS Ciledug akan sesak nafas dan tidak leluasa melihat karena jarak pandang yang terbatas. “Jujur kita kaget, kita gak nyangk akalau ada TPA seperti ini. Keterlaluan ini, gak bisa dibiarkan,” ujar Deputi Walhi Jabar, Dwi Retanstuti ST saat ditemui Radar dilokasi. Bahkan Dwi pun menyebut TPAS Ciledug tersebut sebagai lokasi TPA terburuk yang pernah ia lihat sejauh ia berkeliling Indonesia dan melihat langsung TPA-TPA yang ada. “Bahkan yang di Kalimantan saja pengelolaannya lebih baikdan jauh ;ebih bagus dari ini, disana sudah ada rumah komposnya, ini sih open dumping, samaph tidak dikelola dan hanya ditumpuk,”imbuhnya. Sistem open dumping menurut perempuan yang akrab disapa Rena tersebut sudah tidak boleh lagi dilakukan setelah UU No 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah sudah disahkan dan diundangkan. “Pertama setelah melihat langsung saya prihatin, saya akan kirim surat ke Pemkab Cirebon dan minta dengan sangat untuk persoalan sampah ini agar ditangani lebih serius, DLH harus membuat master plan pengelolaan sampah di Kabupaten Cirebon, melihat kondisi seperti ini saya yakin mereka tidak punya perencanaan yang baik,,”bebernya. Dikatakannya, bahkan ia melihat langsung, sampah-sampah yang baru datang dan diturunkan dari truk-truk pengangkut didorong kearah sampah yang terbakar sehingga menyebabkan api yang membakar TPA tersebut tak kunjung mati lebih dari tiga minggu. “Ada truk sampah yang datang, sampahnya langsung didorong kearah sampah yang terbakar, ini kan tidak boleh, bagaimana api mau padam, sampahnya ditambah terus kesumber apinya, kasihan masyarakat sekitar, pasti tersiksa betul, tidak ada penimbangan, tidak da penghitungan jumlah sampah yang masuk juga,” ungkapnya. Sementarai itu, aktivis Cirebon Timur, Dedi Majmu saat ditemui Radar mengatakan total luas area lahan TPA tersebut yang saat ini digunakan adalah kurang dari 2 hektar. TPA tersebut sudah mengeluarkan asap pekat karena terbakarnya sampah-sampah kurang lebih suda hampir 3 minggu. “Ini yang harus segera dicari jalan keluarnya,” katanya. Dijelaskannya, masalah lebih berat akan muncul jika musim hujan datang. Tatkala debit cisanggarung naik, sampah-sampah bisa terbawa arus ungai dan membuat salah satu sumber air baku untuk PDAm di Sungai Cisanggarung menjadi tercemar. (dri)      

Tags :
Kategori :

Terkait