CIREBON - Sekretaris Real Estate Indonesia (REI) Gunadi punya punya catatan sendiri tentang capain industri properti di Ciayumajakuning. Pria dengan logat Jawa kental ini menyebut untuk semester II-2017 ini bisnis properti di Cirebon cenderung menurun. “Semester II-2017 kondisinya stagnan, terutama untuk perumahan menengah,” sebutnya. Kondisi serupa juga dialami perumahan di segmen subsidi. Penurunannya memang tidak terlalu besar yakni sekitar 10-20 persen. Gunadi mengatakan, untuk itu bersama BTN menggelar gebyar KPR BTN akhir tahun. Di mana salah satu tujuannya untuk menahan turunnya potensi pasar peroperti. Termasuk menjadi media sosialisasi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate). “Penurunan BI rate terjadi tidak berdampak secara pro aktif, perlu waktu untuk masyarakat tahu,” kata Gunadi. Upaya ini diharapkan mampu meningkatkan daya beli dan kesempatan masyarakat untuk memiliki perumahan. Detailnya, untuk potensi perumahan menengah di Cirebon bisa dikatakan lebih stagnan dibanding periode sebelumnya. Kelas menengah dihitung mulai Rp 250-Rp 300 juta, bahkan perumahan di atas Rp 500 juta masih tetap ada realisasi namun kecil sekali. “Minimalnya pencapaian di Cirebon bisa tercapai, di regional beda lagi karena mencakup Jawa Barat,” tuturnya. Gunadi menambahkan industri perumahan sebenarnya sudah terstruktur dengan baik. Sebut saja dari sisi pemerintah sudah mendorong dengan memberi kemudahan fasilitas, perizinan dan lainnya. Di wilayah Cirebon sendiri target realisasi rumah subsidi baru sekitar 65-70 persen. Gunadi optimis bisa mencapai sisa realisasi 30 persen perumahan subsidi hingga akhir tahun nanti. Terlebih ditunjang dengan kegiatan gebyar KPR nanti. (tta)
Industri Properti Menengah di Ciayumajakuning Stagnan
Rabu 18-10-2017,17:05 WIB
Editor : Husain Ali
Kategori :