Drainase Kawasan Stadion Bima Bermasalah, Kabid SDA: Harus Buat Saluran Baru

Sabtu 06-01-2018,08:05 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

TITIK genangan yang diakibatkan hujan deras, Jumat (5/1), tidak hanya di Jl Terusan Pemuda. Jalan Stadion Bima yang notabene akses menuju perkantoran Sekretariat Daerah (Setda), juga tergenang. Lokasinya persis di akses masuk Stadion Bima dari Jl By Pass. Pantauan Radar, genangan air setinggi mata kaki orang dewasa memanjang dari gerbang masuk sampai ke tikungan Gedung Kesenian Rarasantang. Genangan juga terlihat menjelang akses masuk ke Perumahan Bima. Yang aneh, drainase di kawasan itu justru mengeluarkan air dengan cukup deras. Imbasnya genangan terjadi di jalanan. Kepala Bidang SDA, H Syarif S Sos MM mengatakan, persoalan di Jl Stadion Bima memang tidak kalah pelik. Air di kawasan itu merupakan kiriman dari saluran di samping pusat perbelanjaan Giant. Kemudian terkumpul di depan akses masuk stadion. “Itu memang harus buat saluran baru,” kata Syarif. Masalah lainya ialah drainase di Jl Stadion Bima. Daya tampung yang tidak mencukupi membuat air keluar dari drainase dan tumpah ke jalanan. Saat hujan, jalanan di sini menjadi seperti sungai. Syarif menyebut persoalannya bukan hanya pada daya tampung, tetapi juga sumbatan. Ia mengajak masyarakat ikut serta menjaga agar sampah tidak masuk ke saluran air. Pengamat tata kota, H Fathur Rokhman ST MT berpendapat senada. Menurut dia, pemeliharaan drainase menuntut kesadaran masyarakat untuk peduli pada kebersihan. \"Peran serta masyarakat ini sangat penting karena masyarakat sebagai user (pengguna) infrastruktur. Perlu menjaga dan memperlakukan agar fungsi drainase dapat bekerja secara optimal,\" ujar Fathur. Dijelaskan Fathur, untuk sebuah kota yang dihadapkan dengan kebutuhan fasilitas infrastruktur dasar bahwa sistem drainase sangat vital bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat. Tujuannya untuk pemenuhan kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan kenyamanan wilayah pemukiman. Drainase yang ideal, lanjut Fathur, adalah suatu sistem yang dapat menjawab kebutuhan air, baik air permukaan ataupun aliran yang berada di dalam tanah. \"Agar dapat dikelola dengan baik sehingga tidak berlebih atau berkurang maka perlu adanya pengendalian kualitas air dalam suatu wilayah baik perkotaan maupun pedesaan,\" jelasnya. Dampak apabila pengelolan drainase kurang optimal, kota atau wilayah yang terkena dampak banjir sehingga pertumbuhan ekonomi kurang maksimal. Dampak lain adalah adanya penurunan kulitas kesehatan lingkungan sehingga bisa menimbulkan trust masyarakat menurun. “Pemerintah memang harus serius mengurus drainase ini,” tutur Dekan Fakultas Teknik Unswagati Cirebon itu. Menurutnya, pemerintah sudah mempunyai peraturan tentang sumber daya air yang selanjutnya diterjemahkan dalam peraturan tentang pengendalian kualitas air melalui sistem drainase. Dengan adanya aturan ini, pemerintah kota dituntut konsisten dalam penegakan aturan dan hukum terkait pengembangan wilayah perkotaan. Berdasarkan integrated sustainability green development yaitu pengembangan wilayah hijau yang berkelanjutan dan terintegrasi. \"Masyarakat mari menjaga lingkungan karena itu adalah tanggung jawab kita bersama,\" pesannya. (mik)

Tags :
Kategori :

Terkait