Target Cetak Pengusaha Baru Kalangan Nahdliyin

Senin 08-01-2018,11:11 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON – Para calon pengurus Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Pimpinan Cabang Kabupaten Cirebon melakukan silaturahmi dan ta\'aruf. Acara yang digelar Minggu (7/1) di gedung PC NU Kabupaten Cirebon, itu berlangsung hangat. Semua yang hadir mengenalkan profil diri masing-masing. Tidak semua yang masuk kepengurusan HPN merupakan pengusaha, tapi juga akademisi, profesional dan aktivis muda. Rektor Unswagati, Mukarto Siswoyo, didaulat sebagai kynote speaker. Dia memaparkan banyak peluang dan tantangan bisnis di era zaman milenial, di antaranya tren bisnis berbasis online. \"Hari ini, kita ingin beli sesuatu tidak direpotkan dengan jarak dan waktu. Tinggal cari di online shop, langsung bisa mendapatkan apa yang diinginkan. Sehingga kita tak perlu bertemu antara penjual dan pembeli,\" kata Mukarto, seraya menyebut Unswagati siap bersinergi dengan HPN dalam rangka pengembangan kapasitas. Karena itu, kata Mukarto, HPN harus mampu menghadapi perkembangan teknologi zaman yang kian canggih. HPN yang anggotanya dari berbagai latar belakang usaha dan potensi, mestinya bisa bersinergi dalam rangka membangun ekonomi umat. Ade Dahwani, selaku ketua panitia pembentukan struktur HPN Kabupaten Cirebon, mengatakan, silaturahmi dan ta\'aruf menjadi penting dilaksanakan menjelang pelantikan pengurus. Momentumnya sebagai konsolidasi antar pengurus dan membuat komitmen untuk menghidupi dan mengembangkan HPN. \"Anggota HPN memang bukan semuanya pengusaha. Ada akademisi, profesional dan aktivis muda, kita bersatu dalam HPN. Di sinilah harapannya bisa bersinergi dalam membangun perekonomian umat,\" kata pengusaha alat berat ini. Dia menargetkan, HPN bisa mencetak pengusaha-pengusaha muda baru dari kalangan Nahdliyin. Langkah awal setelah dilantik, yang rencananya dilaksanakan 14 Februari, HPN membentuk Baitul Mal wa Tanwil (BMT). Kemudian membuat kios-kios modern seperti halnya minimarket dan pengembangan manajemen dan usaha-usaha lainnya. \"Seperti HPN di Karawang, membuat Kios Modern NU (Kimonu). Nahdliyin atau pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) bisa ikut menjualkan produknya lewat Kimonu. Ini yang membedakan dengan minimarket lainnya, Kimonu berbasis UMKM. Kita juga akan terapkan di Kabupaten Cirebon,\" terang Ade. BMT dan Kimonu akan menjadi langkah nyata kerja-kerja HPN dalam waktu dekat. Karena dua produk ini saling berkaitan, yakni menciptakan permodalan dan pasar. Selain itu, hadirnya HPN bisa mencetak pengusaha-pengusaha salih yang menjalankan bisnisnya secara syari, yang berkomitmen mengeluarkan zakat mal. Sehingga diharapkan menjadi solusi perekonomian nahdliyin  dan masyarakat kecil pada umumnya. “Kami minta bimbingan, masukan dari semua kalangan dalam mengembangkan HPN ke depan. Kami juga berharap, hadirnya HPN disambut baik masyarakat di Kabupaten Cirebon,” pungkasnya. Hadir dalam acara silaturahmi, Dewan Pakar HPN Kabupaten Cirebon KH Badrudin Hambali dan perwakilan Pengurus Wilayah HPN Jawa Barat. Acara ditutup doa bersama. (hsn)

Tags :
Kategori :

Terkait