Warga Dua Desa Resah, Gas Liar Kembali Menyembur   

Selasa 09-01-2018,20:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

INDRAMAYU- Semburan gas liar yang kembali muncul di Desa Pegadangan dan Sukaperna Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu sejak 25 Desember 2017, disinyalir hampir sama dengan kejadian tahun 2015 lalu, dimana gas rawa bermunculan di sawah dan rumh warga. “Kejadian ini hampir sama dengan tahun 2015 lalu, kebetulan tempatnya pun sama. Untuk mengetahui kejadian ini apakah sama dengan dua tahun lalu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Indramayu meminta bantuan Perta,ima EP untuk melakukan uji lab,” kata D Subyar, Staf Bagian Pencemaran Lingkungan pada Dinas Lingkungan Hidup Indramayu. Pertamina EP Jatibarang Field pun mengambil langkah cepat dengan mengambil sampel gas dan lumpur tersebut untuk dilakukan uji lab. Tim Pertamna EP Jatibarang Field juga memastikan kondisi aktivitas sumuran masih normal dan tidak ada kebocoran pada flowline di sekitar lokasi. Hasil analisa lab menyebutkan gas dari semburan gas memiliki komposisi berbeda dengan  gas sumuran PT Pertamina EP terutama kandungan methane (C1) dan CO2. Sementara Dinas Lingkungan Hidup Indramayu juga telah mengundang PT Pertamina EP dan instasi terkait seperti Badan Penanggulangan Bancana Daerah (BPBD), Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Indramayu, Muspika Tukdana dan pemerintahan desa setempat guna merumuskan penanganan semburan gas tersebut pada 29 Desember 2017. Dalam pertemuan tersebut, Jatibarang Field manager Herman Rachmadi menyampaikan hasil uji lab dari semburan gas yang muncul di sawah dan rumah warga, memiliki komposisi yang berbeda dengan gas yang diproduksikan PT Pertamina EP Jatibarang Field. “Dari hasil uji lab dinyatakan ada perbedaan komposisi gas produksi kami dengan gas yang muncul di rumah-rumah warga. Perlu diketahui gas yang kami produksi berasal dari kedalaman 1.100 meter, sedangkan gas yang muncul ini merupakan gas dangkal dari sekitar kedalaman 100-200 meter,” jelas Herman Rachmadi. Sementara itu General Manager PT Pertamina EP Asset 3, Wisnu Hindadari mengatakan, saat ini pihaknya tengah berupaya membantu mengurangi tekanan shallow gas tersebut, yaitu dengan mencoba mengalirkan gas dangkal tersebut melalui sumur BDA-02 atau membakar gas tersebut apabila tekanannya rendah. Untuk diketahui sudah  tiga tahun ratusan warga di Blok Cilumbu dan Blok Gudang, Desa Sukaperna Kecamatan Tukdana hidup berdampingan dengan kebocoran gas alam. Pasalnya, kondisi itu menimbulkan bau yang gas menyengat di dua blok itu. Pemerintah desa dan warga Sukaperna pun berharap Pertamina selaku instansi yang bergerak di bidang migas bisa membantu menghentikan semburan gas liar itu. Pantauan Radar, semburan gas liar di Desa Sukaperna itu hingga kemarin (8/1) masih terjadi. Bahkan, terlihat warga sedang berupaya membuang semburan gas di salah satu permukiman dengan cara mengalirkan gas melalui pipa menuju saluran Cipelang. Kuwu Sukaperna, Khasanudin mengatakan, selama tiga tahun, tidak ada solusi untuk menghentikan semburan gas liar. Di dua blok itu, kata dia, ada 156 permukiman warga. “Warga masih memasang pipa paralon agar gas tak ke luar di sekitar rumah,” ujarnya. Pemerintah Desa, kata dia, sudah beraudiensi dengan muspika dan Humas Pertamina. Intinya, pemerintah meminta gas liar ini diatasi. Apalagi, Pertamina merupakan perusahaan yang bergerak di bidang migas. “Kami pemerintah desa dan warga minta solusi dan berharap Pertamina bisa membantu kami untuk bisa menghentikan semburan gas liar yang terdapat di sekitar permukiman warga. Karena jika dibiarkan akan berdampak pada kesehatan warga,” tuturnya. Senada, dikatakan Ayim. Sebagai warga pihaknya sangat berharap ada solusi yang tepat untuk mengatasi semburan gas liar yang keluar di rumah-rumah warga. “Kita sebagai warga khawatir, dari 2015 sampai 2018 semburan gas liar tak kunjung berhenti. Kami sangat mengharap Pertamina bisa membantu warga Sukaperna agar semburan gas liar ini bisa ditangani,” ujarnya. (oet/oni)    

Tags :
Kategori :

Terkait