Vaksinasi Difteri Batal, Dinkes Kecewa

Kamis 22-02-2018,23:31 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Pemerintah Kabupaten Cirebon melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) sudah menunggu datangnya vaksin difteri sejak Januari lalu. Namun, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) secara tiba-tiba membatalkan pelaksanakan Outbreak Response Immunization Difteri (ORI Difteri) atau disebut juga sebagai imunisasi gratis difteri. Kepada Radar, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Hj Enny Suhaeni SKM MKes menyampaikan, tanpa alasan jelas, Kemenkes membatalkan begitu saja vaksinasi difteri gratis terhadap 698.767 orang sasaran berusia 1 hingga 19 tahun kurang sehari dari yang direncanakan. Padahal, kata Enny, selama dua tahun berturut-turut 2016 dan 2017, di wilayah Kabupaten Cirebon terjadi kejadian luar biasa (KLB) difteri yang sampai memakan korban jiwa. \"Kita sudah allout. Sudah persiapan, sudah sosialisasi dan koordinasi dengan berbagai pihak. Kita pun menargetkan 100 persen sasaran vaksin harus terealisasi. Namun ditunggu-tunggu, vaksin tak kunjung datang. Dan ternyata dibatalkan,\" ujar Enny kepada Radar, Rabu (21/2). Padahal, pihaknya sudah membuat rundown penjadwalan vaksin difteri yang rencananya dimulai hingga tiga putaran yakni Januari, Februari dan Agustus, namun ternyata dibatalkan tanpa kejelasan. \"Kita sudah bikin jadwal sedemikian rupa. Vaksin belum ada, jadwal diundur lagi, eh tahu-tahu dibatalkan. Ya kecewa juga sih, karena kita sudah mempersiapkannya matang-matang,\" tuturnya. Masih dikatakan Enny, difteri kini tidak hanya menyasar balita. Suspect difteri belakangan ini justru banyak kalangan remaja dan dewasa. Difteri disebabkan infeksi bakteri corynebacterium diphtheriae yang dapat menyebabkan komplikasi serius. Seperti sumbatan saluran nafas serta peradangan pada otot jantung, bahkan kematian. Adapun gejalanya demam 38 derajat celsius, sakit menelan, selaput putih keabu-abuan di tenggorokan, leher membengkak, dan sesak nafas disertai suara mengorok. \"Kabupaten Cirebon termasuk KLB. Tahun lalu saja ada enam kasus dan satu di antaranya meninggal dunia. Makanya sangat disayangkan ORI ini dibatalkan,\" tukasnya. (via)

Tags :
Kategori :

Terkait