Masih Darurat, UTS Seadanya, Tiga Sekolah Harus Numpang keTetangga

Selasa 06-03-2018,16:31 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Aktivitas belajar mengajar di sejumlah sekolah di Kecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon setelah 12 hari terdampak banjir belum normal. Sejumlah sekolah dasar yang saat ini melaksanakan ujian tengah semester (UTS) terpaksa menumpang di sekolah lain. Kepala UPT Pendidikan Kecamatan Ciledug Sahuri mengatakan di wilayah kerjanya ada sekitar 16 sekolah dari berbagai tingkatan terdampak banjir besar yang menerjang wilayah Ciledug. “Total sekitar 16 sekolah. Dari tingkat PAUD sampai SMA. Banjir kali ini memang cukup menganggu. Sebagain sekolah sudah kembali beraktivitas dengan normal, tapi ada beberapa yang masih tahap pemulihan,” ujarnya kepada Radar Cirebon. Dari 16 sekolah tersebut, ada tiga sekolah yang saat ini untuk sementara waktu melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah lain karena kondisinya darurat. Terlebih saat ini untuk tingkatan sekolah dasar tengah melaksanakan ujian tengah semester. “Ada tiga sekolah yang saat ini menumpang pelaksanaan UTS di sekolah lain. Untuk SDN Ciledug 1 dan 2 menumpang di SDN Ciledug Tengah, dan SDN 2 Ciledug Wetan menumpang di SD Ciledug Kulon,” imbuhnya. Sementara Kepala SDN 2 Ciledug Wetan Mudin SPd mengatakan saat ini tiga ruang kelas di SDN Ciledug Wetan sebenarnya sudah bersih dan siap untuk menggelar UTS. Namun pihak sekolah terkendala dengan jumlah mebeler yang berkurang jauh akibat banjir. “Banyak kursi dan meja kita yang rusak. Jumlahnya sekarang tinggal beberapa saja. Tadinya UTS mau kita gelar di sekolah sendiri, cuma atas pertimbangan kondisi yang belum normal dan saran dari UPT, akhirnya kita numpang ke sekolah tetangga yang kondisinya lebih baik,” jelasnya. Terpisah, Sri Santi, salah satu guru pengawas UTS yang ditemui Radar mengatakan karena masih dalam kondisi dan situasi darurat, pihak sekolah dalam pelaksanaan UTS kali ini tidak mewajibkan siswa-siswa yang hadir untuk mengenakan seragam. Bahkan tidak sedikit siswa yang hadir tanpa mengenakan alas kaki. Ditambahkan Sri, untuk tingkat kehadiran sendiri, dari 120 siswa-siswi di SDN 2 Ciledug Wetan sekitar 10 persen siswa tidak hadir. Ketidakhadiran para siswa tersebut dikarenakan beberapa hal. Di antaranya ada siswa yang saat ini dalam kondisi sakit dan masih ikut mengungsi bersama keluarga. “UTS ini satu minggu. Karena numpang, kita dapat giliran masuk siang. Kita mulai sekitar pukul 10. Setiap hari ada dua pelajaran. Yang tidak hadir mungkin nanti bisa ikut susulan. Apalagi kan saat ini kondisi kita dalam keadaan darurat,” ungkapnya. Sebelumnya, masa tanggap darurat bencana banjir di 14 kecamatan di Kabupaten Cirebon diperpanjang hingga 9 Maret 2018. Diperpanjangnya masa tanggap darurat, diharapkan penanganan pascabencana jauh lebih optimal. Plt Bupati Cirebon Selly A Gantina mengatakan berdasarkan informasi cuaca, puncak musim hujan masih berlaku hingga akhir Maret. Sehingga pemkab tidak berani mencabut status darurat bencana. Untuk saat ini, Kabupaten Cirebon masuk dalam tahap transisi menuju dicabutnya status darurat bencana. Tujuan utamanya, mengevakuasi agar tidak terjadi korban jiwa yang lebih banyak. TNI tetap menyiapkan pasukan sebanyak 50 personel yang disiagakan di dua wilayah darurat bencana, yakni Kecamatan Pasaleman dan Ciledug. Masing-masing kecamatan ada 25 personel yang masih diperbantukan. Saat ini, Pemkab Cirebon sudah mulai menginventarisasi kerugian yang terjadi selama proses bencana. Mulai kerugian materil maupun non materil, termasuk berapa banyak warga yang diungsikan, berapa korban yang meninggal dunia dan lainnya. “Kemudian kita hitung kembali fungsi pemerintahan, kesehatan, pendidikan, dan fungsi ekonomi yang harus mulai berlangsung,” ujarnya, Minggu (4/3). (dri)

Tags :
Kategori :

Terkait